Fokuskini – Emma Navarro menyerukan perubahan aturan setelah momen kontroversial saat ia kalah di perempat final Australia Terbuka melawan Iga Swiatek.
Sebagai unggulan kedua, Swiatek melanjutkan kemenangan lewat dua set langsung, 6-1 6-2 untuk menyiapkan pertemuan di babak semifinal melawan Madison Keys.
Satu-satunya momen tekanan nyata terjadi di awal set kedua dan khususnya saat kedudukan 2-2 saat servis Swiatek, ketika petenis Polandia itu memenangkan permainan setelah wasit Eva Asderaki-Moore gagal menyadari bahwa bola telah memantul dua kali sebelum Swiatek mendapatkan bola pendek.
Navarro sempat mengajukan protes tetapi ditolak untuk memberikan tinjauan video
Penggunaan tayangan ulang pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat Terbuka pada tahun 2023, dan petenis AS itu yakin aturan tersebut harus diubah untuk memungkinkan tinjauan ulang di akhir poin.
Navarro tidak marah terhadap Swiatek, dengan mengatakan, “Itu terjadi saat itu. Saya tidak tahu apakah dia tahu atau tidak. Pada akhirnya, keputusan ada di tangan wasit. Sulit untuk menyalahkan siapa pun.”
Swiatek mengaku tidak tahu, dengan membilang, “Saya tidak menonton tayangan ulangnya karena setelah kejadian itu saya tidak melihat ke layar karena saya ingin tetap fokus dan tidak ingin kejadian ini tersimpan dalam pikiran saya terlalu lama.”
‘Saya tidak yakin apakah itu pantulan ganda atau saya memukulnya dengan tubuh saya. Sulit untuk mengatakannya, karena saya berlari cepat. Saya bahkan tidak ingat melihat titik kontaknya,’ ungkapnya.
“Saya pikir, ini tugas wasit untuk memutuskannya. Saya juga menunggu VAR, tetapi saya tidak melihatnya, jadi saya melanjutkan saja,” imbuh Swiatek.
Swiatek tidak menyetujui seruan Navarro untuk perubahan aturan, dan menyamakan sistem tersebut dengan tantangan wasit garis lapangan.Ini pertama kalinya hal seperti itu terjadi pada saya, jadi saya tidak yakin,” ujarnya.
“Tetapi saya pikir mereka sudah punya banyak waktu untuk memikirkannya. Jadi, jika ada pilihan yang lebih baik, saya pikir (federasi) tenis akan memanfaatkannya,” sambungnya.
Ketika ditanya apakah ia merasa punya hal yang perlu dibuktikan di luar lapangan tanah liat, Swiatek mengakui, “Tentu saja. Ini adalah sesuatu yang selalu ingin saya tingkatkan. Tahun ini saya merasa saya harus fokus pada pekerjaan dan memiliki pola pikir yang sama seperti saat berlatih, hanya meningkatkan poin demi poin.Itu berhasil. Saya tidak perlu membuktikannya kepada orang lain. Saya hanya perlu percaya. Saya merasa lebih percaya sekarang.”
Keys juga menyamai hasil terbaiknya setelah pertama kali mencapai semi-final satu dekade lalu.Petenis AS itu mencatatkan 10 kemenangan berturut-turut di awal musim, bangkit dari ketertinggalan satu set untuk mengalahkan Elina Svitolina 3-6 6-3 6-4.
“Rasanya luar biasa,” kata Keys yang berusia 29 tahun, yang pencapaian grand slam terbaiknya adalah penampilan di final AS Terbuka pada tahun 2017.
“Saya benar-benar bangga pada diri saya sendiri karena bisa mencapai semifinal lagi di sini dan berharap serta menantikan untuk melihat apakah saya bisa melangkah lebih jauh,” tambahnya.