Fokuskini – “IFFINA 2025” siap diselenggarakan pada 17-20 September nanti di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten.
Menteri Perdagangan Budi Santoso berharap eksibisi furnitur yang mengusung tema “Sustainable Design, Ethical Sourcing” mampu mendatangkan banyak buyer mancanegara sehingga mendorong peningkatan ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia.
Selain itu, Mendag Busan juga berharap IFFINA 2025 dapat menghadirkan pelaku usaha furnitur dan kerajinan Indonesia yang memiliki produk berkelanjutan (sustainable) sesuai dengan permintaan dan tren pasar global.
“Kementerian Perdagangan mengapresiasi upaya para asosiasi bisnis dan pelaku usaha, serta kolaborasi dari berbagai pihak, dalam mendorong kinerja ekspor nonmigas nasional,” tambahnya.
‘Dorongan ini juga diperuntukkan bagi kinerja ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia melalui promosi, seperti pameran dagang, agar mampu menghadirkan banyak buyer dari luar negeri,” ungkap Mendag Busan.
Permintaan dunia untuk produk furnitur dan kerajinan masih cukup menjanjikan.
Tren permintaan dunia tumbuh positif sebesar 15,09 persen.
Khusus untuk produk furnitur, market size global mencapai USD770,42 miliar pada 2024 dan diproyeksikan mencapai USD925,46 miliar pada 2029.
“Situasi ini merupakan peluang pasar yang besar bagi industri furnitur dan kerajinan Indonesia,” kata Mendag Busan.
Sementara itu, ekspor produk furnitur dan kerajinan Indonesia menunjukkan tren positif sebesar 2,62 persen selama lima tahun terakhir (2019–2023).
Pada periode Januari–November 2024, nilai ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia mencapai USD2,22 miliar.
Negara tujuan utama ekspor Indonesia antara lain Amerika Serikat dengan pangsa pasar 53,20 persen, Jepang (6,04 persen), Belanda (4,48persen), Jerman (3,73persen), dan Belgia (2,87persen).