Fokuskini – Polusi udara memicu peningkatan bentuk kanker paru-paru yang paling umum di antara mereka yang bukan perokok, khususnya yang berdampak sangat buruk pada wanita dan orang-orang di Asia Tenggara, demikian menurut studi yang diterbitkan hari Selasa (4/2/2025).
Kanker paru-paru adalah bentuk penyakit yang paling umum, dengan 2,5 juta orang terdiagnosis pada tahun 2022, diungkapkan oleh penelitian dalam jurnal Lancet Respiratory Medicine pada Hari Kanker Sedunia.
Sebagian besar adalah laki-laki, dikutip dari AFP, namun ada peningkatan jumlah kasus hingga hampir satu juta kasus di kalangan wanita.
Salah satu subtipe utama kanker paru-paru, adenokarsinoma telah menjadi dominan di kalangan wanita di 185 negara, menurut para penulis dalam penelitian yang didanai pemerintah Tiongkok.
“Polusi udara dapat dianggap sebagai faktor penting yang sebagian menjelaskan munculnya prevalensi adenokarsinoma yang mencakup 53–70 persen kasus kanker paru-paru di antara orang-orang yang tidak pernah merokok di seluruh dunia,” papar penelitian tersebut.
Mereka mendapati kasusnya meningkat baik di kalangan pria maupun wanita dari tahun 2020 hingga 2022, dengan tingkat tertinggi di kalangan wanita, yang mencakup sekitar enam dari 10 kasus.
“Seiring dengan terus menurunnya prevalensi merokok di banyak negara di seluruh dunia, proporsi kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok pun meningkat,” para peneliti menambahkan.
“Kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok diperkirakan menjadi penyebab kematian terkait kanker kelima di seluruh dunia, terjadi hampir secara eksklusif sebagai adenokarsinoma dan paling umum pada wanita dan populasi Asia.”
Studi ini menyajikan penelitian statistik berdasarkan data dari pemantau termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Para peneliti mengatakan tingkat tertinggi adenokarsinoma yang terkait dengan polusi udara terdeteksi di Asia Timur, khususnya Tiongkok.
Paparan terhadap pembakaran bahan bakar padat rumah tangga untuk pemanas dan memasak dapat menjadi faktor penyebab kanker paru-paru di kalangan wanita Tiongkok yang bukan perokok, mereka menambahkan.