Fokuskini – Lloyd Kelly dinilai paling bersalah saat Juventus kalah dari Parma, dan membuat bek legenda hidup Claudio Gentile begitu marah hingga ia harus mematikan televisi.
“Anda tidak melihat orang-orang menjaga (pertahanan) dengan benar lagi,” gerutunya.
Mantan pemain Newcastle United itu banyak dibicarakan dan dianggap paling teledor ketika Mateo Pellegrini mencetak gol penentu kemenangan Parma atas Juventus 1-0 pekan ini.
Situasi yang membuat banyak suporter Bianconeri jengkel, apalagi Gentile yang jadi bagian skuad tim nasional Italia sebagai juara dunia di antara beberapa pemain terhebat dalam sejarah sepakbola Gli Azzurri.
“Saya menonton setiap pertandingan Juventus, tetapi seringkali saya tidak sanggup menonton hingga menit ke- 90. Saya menjadi sangat marah, saya harus mematikan televisi,” ujar Gentile kepada La Gazzetta dello Sport.
Juve turun ke posisi kelima dalam klasemen Serie A disusul perolehan Bologna, dan meski di atas Lazio pada klasemen namun poin sama (59) sehingga posisi untuk lolos kualifikasi Liga Europa terancam.
Realita yang terlalu berat bagi Gentile, pahlawan kemenangan Italia di Piala Dunia 1982 serta enam gelar Serie A di Juventus dari tahun 1973 hingga 1984.
“Saya (sekarang) jarang melihat Juventus yang sebenarnya, yang (sangat) saya kenal. Mungkin Kenan Yildiz, bakat sejati yang menurut saya akan disukai l’Avvocato (almarhum pimpinan tertinggi Juventus, Gianni Agnelli), tetapi tidak cukup (kalau cuma) dia,” jelas Gentile.
“Sisanya membuat saya kesal, seperti juga hasil pertandingan. Di masa saya, kami memiliki tokoh yang sejak awal selalu mengatakan kepada para pemain, ini Juventus, ada hal-hal tertentu yang tidak boleh Anda lakukan. Ini klub yang berbeda,“ kenangnya.
“Juve unik karena mentalitasnya yang unggul. Saat saya di sana, finis di posisi kedua hampir menjadi tragedi,,” keluhnya, jengkel.
“Mereka setidaknya harus bisa bersaing untuk meraih Scudetto dan tidak terlalu jauh dari pemuncak,” harap Gentile.
Thiago Motta memulai musim dengan beberapa investasi besar, tetapi bahkan kedatangan Igor Tudor bulan lalu belum banyak memperbaiki keadaan.
“Ada ekspektasi yang begitu tinggi musim panas lalu, tetapi ekspektasi itu perlahan menghilang. Saya bukan satu-satunya orang yang berpikir seperti ini, tetapi banyak suporter yang saya ajak bicara setiap hari,” tambah Gentile.
Pelatih selalu menjadi yang pertama membayar (tanggung jawab), jadi Thiago Motta memang pantas dipecat. Ia berhasil memadukan permainan sepakbola yang bagus di Bologna, tetapi Juventus adalah berbeda, Anda harus menang.
“Ada juga banyak kesalahan di bursa transfer. Saya tidak suka menyebut nama, tetapi beberapa kesalahan sudah jelas terlihat.”
Apakah Gentile akan setuju mempertahankan Tudor untuk musim depan, atau membawa kembali Antonio Conte dari ketegangannya di Napoli?
“Antonio adalah seorang pemenang dan dia mengenal Juventus seperti beberapa orang lainnya, jadi kembalinya dia akan menjadi hal yang positif. Selalu berguna untuk memiliki orang yang tahu cara menjelaskan kepada para pemain di mana mereka berada dan kostum yang mereka kenakan.”
“Giorgio Chiellini juga memiliki DNA Juventus dan pantas menjadi bagian dari Juventus sekarang ini. Ia adalah salah satu bek hebat terakhir, Anda tidak melihat orang-orang menjaga (pertahanan) dengan baik lagi, mereka hanya menginginkan bek tengah untuk memulai permainan,” kritiknya. (dari berbagai sumber)