Menhub Apresiasi Karya Buku Dunia Aviasi Goresan Chappy Hakim

MOMENTUM Podium Saring Sepekan

FOKUSKINI – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa penerbangan harus selalu erat dengan peran kita untuk mempersatukan bangsa, karena dunia aviasi bisa menjangkau seluruh negeri dengan cepat, cermat dan taktis sehingga dapat mempengaruhi perekonomian negara.

“Jika dunia aviasi berjalan pada suatu daerah maka perekonomian pun akan bergerak. Seperti saat ini, kita sedang membangun bandar udara di Miangas, Papua, Kalimantan Utara maka secara tidak langsung kita sudah menjadikan bagian-bagian dari tanah air menjadi kekuatan negeri. Contohnya, apabila Bandara di Miangas sudah jadi maka pergerakan penumpang tidak hanya bisa bolak-balik dari Miangas ke Manado tetapi rasa keindonesiaan menjadi tersentuh,” jelas Menhub memberi apresiasi kepada Chappy Hakim, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (2002-2005) yang telah memberi perhatian penuh kepada dunia aviasi melalui peluncuran tiga buku berkaitan dengan dunia aviasi Indonesia, hari Senin di Jakarta (17/12/2018).

“Berbagai karya buku Pak Chappy ini mendorong kita untuk memikirkan lebih dalam mengenai konten dunia aviasi di Indonesia. Pentingnya dunia aviasi bisa dirasakan oleh masyarakat. Kita bisa dengan cepat menjangkau suatu wilayah, sehingga dunia aviasi perlu diisi dengan konten-konten pemersatu bangsa,” tambahnya.

Lebih lanjut Menhub juga menuturkan, bahwa pertumbuhan aviasi pesat sekali. Saat ini, Indonesia menjadi urutan yang kelima dalam cakupan internasional dibawah Amerika Serikat, Tiongkok dan India.

Menhub berharap, buku-buku ini akan menjadi buku yang menjadi kelengkapan literasi dimana Perpustakaan Nasional melakukan berbagai kegiatan, dan ini selalu bisa menginspirasi anak bangsa.

Menurut keterangan Chappy Hakim, buku-buku yang diluncurkan ini bertujuan untuk membuka wawasan generasi muda terhadap dunia penerbangan Indonesia. Tiga buah buku yang diluncurkan tersebut adalah “Penegakan Kedaulatan Negara di Udara”, “Menata Ulang Penerbangan Nasional”, dan “Tol Udara Nusantara.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixty three + = seventy one