DSSC 2019: Indonesia Butuh Banyak Tenaga Penjualan

MOMENTUM Podium

Fokuskini – Dekkson SMK Sales Championship 2019 telah rampung. Pemenang-pemenangnya yakni Team Hang Tuah dari SMKN 1 Pekanbaru, Riau sebagai Juara 1 serta Team Kite Sales (SMK Kristen Immanuel Pontianak, Kalimantan Barat) dan Team Mojale45 (SMK 45 Lembang Bandung, Jawa Barat) sebagai Juara Kedua dan Ketiga. Tim pemenang utama didampingi mentor dan guru pembimbing berhak memperoleh kesempatan wisata jalan-jalan ke Italia dan Swiss.

Kegiatan kejar kompetensi seperti DSSC ini, menurut Indra Hariwidjaja selaku Ketua Komunitas Sales Indonesia, patut didukung karena menimbulkan virus salesmanship bagi kalangan muda khususnya kalangan pelajar di sekolah menengah kejuruan. “Kita harus menyepakati, Indonesia butuh banyak tenaga penjualan. Mereka harus punya ilmu salesmanship ataupun bagaimana cara menjual. Bagaimana seorang wirausaha mau jadi pengusaha kalau tidak punya kemampuan menjual,” ungkap Indra.

DSSC dengan Program Director Dedy Budiman melakukan proses panjang selama hampir setahun penuh demi meningkatkan potensi keterampilan siswa berkemampuan kompetensi setara sarjana strata 1 untuk saatnya nanti terjun di dunia usaha dan industri. Sebetulnya, seperti dikatakan Marketing Director PT Fajar Lestari Sejati Lucky Nugroho selaku dewan juri, bahwa dampak krisis ekonomi dunia tidak mesti membuat mereka jadi kesulitan mencari kerja.

DSSC bermaksud tujuan bagaimana tingkatan mutu lulusan SMK bisa menjadi kebanggaan kembali, supaya anak-anak muda jangan menolak lagi untuk bersekolah di sekolah kejuruan. “DSSC terbukti berdampak positif yang berantai yakni mampu mengangkat nama baik sekolah kejuruan kembali,” imbuh Lucky.

Jadi harusnya jangan lagi di Indonesia ada kompleks perumahan bertuliskan pengumuman pengamen, pemulung dan salesman dilarang masuk. “Sampai pula ada cerita begini, ketika sesuatu perusahaan membuka lowongan kerja, diketahui banyak peminat pencari kerja dari SMK, SMA dan universitas berdatangan. Tetapi bila mengetahui lowongannya terbuka bagi tenaga penjual, maka mendadak timbul pertanyaan dari mereka apakah tidak ada lowongan kerja untuk bidang lain. Malah ada yang berharap lowongan sebagai staf administrasi karena tenaga penjual dianggap dikejar-kejar masalah, target, sampai menghadapi tuduhan penipu,” ujar Indra Hariwidjaja.

Komunitas Sales Indonesia berdiri dari tahun 2012. Awalnya cuma termotivasi berdasarkan keprihatinan pada profesi sales sampai berharap supaya profesi sales menjadi profesi terbaik dengan kompetensi kerja mempunyai perolehan income yang tidak terbatas. “Bagaimana mendapatkan bonus jalan-jalan ke luar negeri. Membuktikan profesi sales adalah paling dibutuhkan didalam perusahaan.Karena hasil penjualannya bagus, maka omset perusahaan serta profitnya ikutan bagus,” lanjut Indra, bersemangat.

Dijelaskan Program Director Dedy Budiman, DSSC telah berjalan sekira 2-3 tahun lalu, dan menghasilkan siswa-siswi SMK yang lulus dari program ini untuk kelanjutannya sudah punya usaha sendiri karena juga mendapatkan dukungan oleh Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (yay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

six + two =