Fokuskini – Industri kecil dan menengah (IKM) sektor makanan kini sangat membutuhkan dukungan pasokan bahan baku untuk mereka dapat terus beroperasi. Dampak pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat besar bagi para pelaku usaha, termasuk di Indonesia.
“Data yang kami terima, yaitu pasokan bahan baku IKM makanan sulit didapat, dan harganya saat ini terbilang meningkat,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih dalam keterangannya di Jakarta, hari Sabtu (11/4/2020.)
Menurut Gati, IKM makanan juga mengalami penurunan omset hingga 50 persen, bahkan terdapat IKM yang penjualannya menurun hingga 90 persen. Pada akhirnya, mereka menjual secara obral stok yang ada agar tidak menumpuk di gudang dan supaya mendapat pemasukan.
“Untuk pasar ekspor juga turut mengalami hambatan, karena diberlakukannya karantina atau lockdown. Misalnya ekspor bawang goreng Monita dari Kabupaten Kuningan ke Arab Saudi,” tukasnya.
Untuk itu, IKM masih terus menjalankan penjualan secara daring agar tetap mendapatkan pemasukan bagi perusahaan, seraya berharap agar akses pengiriman barang tetap dapat berjalan meskipun diberlakukan karantina wilayah.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, IKM makanan mengharapkan sejumlah bantuan, diantaranya berupa bantuan modal usaha, penundaan pembayaran kredit perbankan, stabilisasi harga bahan baku agar kembali seperti semula, dan adanya intervensi pemerintah pusat untuk menjamin ketersediaan bahan baku hingga ke daerah, terutama gula pasir.
Selain itu, diharapkan bantuan baik hibah maupun pinjaman, penundaan pembayaran iuran PDAM dan PLN, keringanan pembayaran BPJS karena karyawan dirumahkan, penundaan pembayaran pajak, hingga subsidi biaya pengiriman untuk penjualan online, terutama untuk Indonesia Bagian Timur yang mengalami kendala pada mahalnya biaya kirim.