Industri Dalam Negeri Butuh Kepercayaan Tinggi dari Masyarakat

BACAAN UTAMA CITRA JAWATAN FIT AFIAT GUYUB FOKUS

Fokuskini – Industri manufaktur merupakan salah satu sektor di tanah air yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah Indonesia mengajak semua pihak untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam berbelanja kebutuhan. “Dukungan terhadap industri dalam negeri, termasuk di dalamnya industri kecil dan menengah (IKM), agar tidak terpuruk,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers terkait pencanangan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Menperin menambahkan, industri dalam negeri mampu bersaing dengan produk-produk impor. Namun demikian, sektor industri membutuhkan kepercayaan tinggi dari masyarakat agar dapat terus berproduksi. Ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo saat peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Menurut Jokowi, karya anak bangsa harus diapresiasi dan didukung, serta dimanfaatkan untuk keselamatan dan kemajuan bangsa. “Produk-produk ini harus jadi kebanggaan kita, menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa yang besar, bangsa yang bangga terhadap hasil karya, kreativitas, dan inovasinya,” ajak Presiden Joko Widodo.

Jokowi juga optimis bahwa pandemi Covid-19 dapat diatasi dengan kepedulian. Masyarakat harus saling menjaga agar sesamanya tidak terpapar, dan juga saling membantu agar ekonomi tidak terkapar. “Caranya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, selain itu memantau tetangga, juga belanja di usaha kecil, mikro, ultramikro, serta membeli karya dan produk Indonesia,” harap Presiden Jokowi.

Melalui kampanye #BanggaBuatanIndonesia, Menperin yang juga sebagai Ketua Harian Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Timnas P3DN) mengharapkan berbagai pihak memberikan dukungannya agar produk-produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Saya harap melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, kita semua bisa memberikan kontribusi nyata dalam rangka memulihkan kembali perekonomian Indonesia,” ujar Agus. 

Menperin juga meyakini, industri Indonesia mempunyai kemampuan dalam mengembangkan produk–produk yang dibutuhkan untuk menghadapi pandemi Covid-19, seperti ventilator. Sebelum adanya pandemi Covid-19, belum ada industri di Indonesia yang memproduksi ventilator, tetapi dalam waktu kurang dari tiga bulan, pemerintah Indonesia bisa mendorong beberapa perguruan tinggi untuk menjalin kerjasama dengan kalangan industri yang bisa memproduksi ventilator. Saat ini, klaster UGM (Universitas Gadjah Mada) bekerjasama dengan pihak industri dalam negeri telah berhasil memproduksi ventilator high grade dengan teknologi tinggi.

“Ini artinya SDM kita mempunyai kemampuan untuk memproduksi produk-produk yang selama ini di impor dari luar negeri. Kita harus punya kepercayaan yang tinggi untuk mampu memproduksi produk yang dibutuhkan di Indonesia secara mandiri,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

six + 2 =