Kemenperin Beri Wadah Desainer Muda Fesyen Muslim

Agenda Baru Fit Afiat Galeri Seni LEISURE TIME MOMENTUM Podium Reka Gaya

Fokuskini – Kementerian Perindustrian kembali menggelar kompetisi Modest Fashion Project (MOFP) guna memberikan wadah dan panggung kreasi bagi para desainer muda bidang fesyen muslim di Indonesia. Pendaftaran peserta MOFP 2020 akan ditutup pada 30 September 2020 melalui bit.ly/pendaftaranmofp2020. Seluruh tahapan penjurian dan inagurasi bakal dilaksanakan secara daring (online) dengan total hadiah sebesar Rp75 juta.

“Tahun ini, MOFP 2020 akan diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya sejak tahun 2018. Kompetisi ini bertujuan untuk menjaring para wirausaha muda di bidang fesyen muslim yang memiliki basis sebagai desainer untuk kemudian dibina selama dua tahun,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam keterangannya.

Dirjen IKMA menjelaskan, selama dua tahun para peserta MOFP akan mendapat program pembinaan seperti pelatihan, pembangunan kapasitas, dan fasilitasi kegiatan pendukung lainnya agar mereka bisa menjadi pelaku usaha di bidang fesyen muslim yang produktif, kreatif, inovatif dan kompetitif. “MOFP ini juga diharapkan dapat dijadikan batu loncatan bagi para desainer fesyen untuk menjadi seorang wirausaha baru di bidang fesyen muslim yang berkualitas dan berdaya saing,” ungkapya.

Gati menerangkan, perkembangan jumlah umat muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim. Berdasarkan The State Global Islamic Economy Report 2019/2020, nilai konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD283 miliar, yang angkanya diperkirakan terus meningkat dengan didukung laju pertumbuhan sebesar 6%.

“Sehingga, diproyeksi nilai konsumsi fesyen muslim dunia bisa menembus USD402 miliar. Sementara itu, konsumsi fesyen muslim Indonesia sendiri sebesar USD21 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar fesyen muslim global maupun domestik sangat besar dan harus diisi oleh industri fesyen muslim Indonesia,” paparnya.

Menurut Gati, pengembangan fesyen muslim di Indonesia mempunyai prestasi di kancah internasional. Hal ini merujuk laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020, bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki. “Artinya, ada peluang Indonesia untuk dapat berada pada urutan pertama dan menjadi salah satu pusat fesyen muslim dunia,” tuturnya.

Industri fesyen muslim merupakan bagian dari industri pakaian jadi yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan catatan Kemenperin, kinerja ekspor industri pakaian jadi sepanjang tahun 2019 mencapai USD8,3 miliar.

Sedangkan, pada periode Januari hingga Juli tahun 2020, nilai ekspor dari industri pakaian jadi telah mencapai USD4,07 miliar. Industri pakaian jadi juga memiliki peran besar pada kontribusinya terhadap PDB nasional di tahun 2019, yaitu sebesar 5,4 persen.

“Melihat segala potensi dan keunggulan sektor industri fesyen muslim di Indonesia, maka kami mengajak para desainer, pihak pemerintah, pelaku industri, market place, akademisi serta seluruh stakeholder terkait lainnya untuk dapat bersama-sama memaksimalkan potensi dan terus mempromosikan dan memperkenalkan industri fesyen muslim Indonesia,” imbuhnya.

Selain itu, Gati juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung keberlangsungan usaha industri kecil menengah (IKM) dengan membeli produk mereka. “Selain akan berdampak langsung kepada IKM, upaya tersebut juga akan memberikan dampak yang besar kepada sektor pendukungnya seperti penjahit, penyedia bahan baku, logistik dan sektor terkait lainnya. Yang pada akhirnya akan menjaga perekonomian Indonesia untuk tetap bertahan meskipun sedang menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19,” terangnya.

Sebagai bentuk wujud cinta terhadap Indonesia, Warna Wastra menjadi tema pergelaran acara MOFP 2020, yang melambangkan keanekaragaman budaya Nusantara warna-warni keindahan Indonesia, adat, suku bangsanya yang tertuang dalam sebuah kain yang beragam dari Sabang sampai Merauke dengan keindahannya.

“Wastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti selembar kain (sandangan). Saat ini penggunaan istilah Wastra mulai diperkenalkan kembali kepada masyarakat Indonesia dan dunia untuk mewakili nama kain tradisional Indonesia,” jelas Gati. (yay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ forty six = fifty four