“Aku Pernah” Punyanya Rapper DRT: Proses dan Niat

Agenda Baru Fit Afiat LEISURE TIME Muziek! Reka Gaya

Fokuskini – Rapper DRT (David Rafael Tandayu) menghadirkan singel kedua dari album kedua, Transmisi lewat judul “Aku Pernah.” Berbeda dengan singel terdahulu yang terdengar marah-marah, dalam “Aku Pernah” nuansa yang ditampilkan adalah suatu renungan,

Saat mendengarkan musiknya yang diproduseri oleh mas Tori Sudarsono, gw (sempat) nanya Mas, kebayangnya lagu ini tentang apa?… dan dijawab tentang kehidupan gw. Hal itu yang membuat gw jadi merenung untuk menulis liriknya.”

DRT menulis lirik “Aku Pernah” berdasarkan masa lalunya pada sekitar 2010-2015; di masa itu dirinya sedang mengalami kesulitan, juga sampai melakukan kesalahan yang menjadi pembelajaran.

Hal baru bagi DRT dalam pengerjaan singel ini berhubungan dengan “Aku Pernah” yang dibuat bersubgenre G-funk yang tumbuh pada era 1990-an di Amerika sisi barat (west coast):

Untuk nge-rap di Aku Pernah, gw belajar lagi. Beberapa kali workshop sampai rekaman gak selalu mulus, misal abis istirahat terus nge-rap lagi tone gw jadi belang. Gw jadi penasaran dan menikmati prosesnya”.

Mengingat bahwa produser “Aku Pernah”, Tori Sudarsono, pada 1995 bersama tim Guest Music merilis Pesta Rap, ingatan DRT pun tidak lepas dari album kompilasi yang kemudian berpengaruh pada permusikan Indonesia tersebut.

Di Pesta Rap,pastinya gw ingat sama lagu Bosan-nya MC Blake. Dari situ gw berdiskusi dengan Mas Tori untuk melibatkan MC Blake, karena lagu Bosan itu g-funk, dan gw jadi bisa belajar dari Blake.”

Namun kali ini Blake didaulat oleh Phatmaster T (Tori Sudarsono) bukan untuk nge-rap namun untuk menyanyikan refrain lagu ini. Suaranya yang khas akan mengingatkan kita pada lagu Bosan-nya Blake di album lawas Pesta Rap.

Singel “Aku Pernah” mulai dikerjakan sebelum keluarnya peraturan PSBB jilid I terkait pandemi Covid-19, juga pembuatan musik video yang awalnya berlokasi di Lapangan Banteng; kemudian dilanjutkan di sekitar Cibubur sebelum PSBB jilid II. Keadaan yang sempat menunda proses pengerjaan musik video turut membentuk visualisasi singel.

Musik video dikerjain bareng sama komunitas yang gw terlibat didalamnya, ada Sirkus Creative Community dan ReEvoluXIIonAir. Dibuatnya sederhana dengan tampilan black & white, disesuaikan dengan gw yang merenung saat nulis liriknya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

forty eight − forty three =