Fokuskini – Upaya penetrasi produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia ke pasar nontradisional seperti kawasan Teluk dan Timur Tengah terus digalakkan oleh Kementerian Perdagangan. Salah satunya, dengan keikutsertaan Indonesia pada pameran Gulfood 2021 di Dubai World Trade Centre, Dubai, Uni Emirat Arab hingga Kamis (25/2/2021.)
Gelaran eksibisi ini merupakan salah satu arena promosi produk mamin Indonesia dengan memanfaatkan kegiatan bursa Expo 2020 di Dubai. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan dalam keterangannya mengatakan, pasar mamin Indonesia di kawasan Teluk dan Timur Tengah berpotensi terus meningkat. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020.
“Uni Emirat Arab adalah hub bagi Kawasan Teluk dan Timur Tengah. Sebagai pasar potensial, nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020 tercatat sebesar USD 89,42 juta, atau meningkat 27,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Kasan, kemarin.
Gulfood merupakan pameran tahunan bergengsi dan bertaraf internasional terbesar di UEA. Pada tahun lalu, eksibisi ini diikuti lima ribu peserta dari 120 negara dan dikunjungi 92.902 pengunjung/buyer dari 186 negara. Sekitar 59 persen pengunjung berasal dari benua Amerika dan Asia, sementara sisanya adalah pengunjung lokal.
Pada gelaran tahun ini, sebanyak 15 perusahaan dari Indonesia turut berpartisipasi. “Meskipun pandemi belum sepenuhnya berakhir, Kemendag ingin memanfaatkan momen awal tahun dari gelaran Expo 2020 Dubai untuk peningkatan pasar produk mamin unggulan Indonesia yang dapat berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor di Kawasan Teluk dan Timur Tengah,” terang Kasan.
Mengusung tema “Trade with Indonesia,” Paviliun Indonesia menempati Zona World Food Hall Syeikh Rashid. Paviliun Indonesia merupakan hasil kerjasama Ditjen PEN dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, dan Konsulat Jenderal RI di Dubai.
Dari 15 perusahaan Indonesia yang berpartisipasi pada pameran ini, Pavilun Indonesia menampilkan 10 perusahaan yang difasilitasi Kementerian Perdagangan, yakni PT Monde Mahkota Biskuit (biskuit dan wafer), Cahaya Kencana (makanan ringan), PT Niramas Utama (olahan nata de coco), PT Sinar Sosro (teh olahan), Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (kopi), CV Mahorahora Bumi Nusantara (rempah-rempah), Regal Springs (produk perikanan), PT United Family Food (permen), Maher Indonesia Group (minyak kelapa dan gula kelapa), Fruta Agonas (buah segar).
Selain itu, ada dua perusahaan mengikuti pameran secara mandiri di Paviliun Indonesia, yaitu PT Nison Indonesia (makanan kaleng) dan PT AK Goldenesia (kelapa sawit). Sedangkan tiga perusahaan lainnya, berada di Zona Fats and Oils Hall Za’abeel (PT ICC Indonesia, PT Multi Commodity Indonesia, dan PT Sri Makmur Abadi.)
“Melalui promosi dagang ini, diharapkan dapat menggaungkan partisipasi Indonesia pada Expo 2020 Dubai sehingga berperan maksimal dalam menjangkau negara-negara di kawasan Teluk dan Timur Tengah,” kata Kasan mengakhiri keterangan.
Dalam lima tahun terakhir (2016—2020), tren ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA tumbuh sebesar 6,23 persen. Ekspor komoditas tersebut pada 2020 mencapai USD 89,42 juta. Lima produk makanan olahan yang diekspor ke UEA dengan nilai tertinggi selama periode tersebut adalah kakao, ekstrak kopi, rempah, minyak sayur, dan kembang gula.
Sementara pada 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke UEA mencapai USD 1,23 miliar. Lima produk ekspor Indonesia ke UEA dengan nilai tertinggi pada periode tersebut yaitu kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, kendaraan, baja, serta telepon genggam.