Fokuskini – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity, yang dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.
Diselenggarakan kolaborasi antara Kemenparekraf, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kompas — konferensi ini bertujuan untuk menggali penguatan produk wisata di Danau Toba agar bertaraf internasional. Sehingga Danau Toba sebagai destinasi super prioritas dan juga bagian dari UNESCO Geopark Global yang telah ditetapkan pada 2 Juli 2020 dapat semakin mendunia.
“Untuk menjaga keberlanjutannya dan melestarikan aset dunia, Toba perlu menyatukan visi, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, sehingga dapat memberikan dampak positif ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dengan program yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, lewat keterangannya kemarin.
Konferensi internasional Heritage of Toba menghadirkan berbagai pembicara termasuk Ahli Geologi ITB, Indyo Pratomo; Ahli Ekowisata, Prof Harini Muntasib; dan Aktivis Lingkungan, Annette Horschman; Fashion Desainer Athan Siahaan; Praktisi Kuliner Indonesia, Santhi Seraf; Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii, Prof. Uli Kozok; dan Musisi Viky Sianipar.
“Besar harapan saya kegiatan ini dapat menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam pengembangan destinasi super prioritas Danau Toba sebagai destinasi pariwisata lingkungan yang berkualitas dan berkelanjutan. Untuk itu, kita harus gercep gerak cepat, geber gerak bersama, dan gaspol garap semua potensi agar lapangan kerja terbuka seluas-luasnya,” ujar Menparekraf.