Tetap Kecam Invasi Rusia, ATP dan WTA Bela “Wimbledon 2023”

Agenda Baru LEISURE TIME MOMENTUM Podium TakTik Tempo Doeloe

Fokuskini – Kabar baru menyatakan bahwa petenis Rusia dan Belarusia dipersilakan untuk berkompetisi lagi di arena kompetisi Wimbledon sebagai atlet berkapasitas netral tanpa membawa nama negara setelah All England Club pada hari Jumat tadi (31/3/2023) mencabut nota larangannya tahun lalu.

Dengan ketentuan mereka harus menandatangani deklarasi netralitas dan mematuhi kesesuaian situasi, termasuk tidak menyatakan dukungan untuk invasi Rusia ke Ukraina.

“Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tidak ringan atau bukan tanpa (melalui) banyak pertimbangan bagi mereka yang akan terkena dampaknya,” ungkap pimpinan All England Club, Ian Hewitt dalam pernyataannya.

Para pemain bersangkutan tidak diperkenankan menerima dana dari negaranya, Rusia atau Belarusia, termasuk sponsor dari perusahaan yang dioperasikan atau dikendalikan kedua negara tersebut.

Juara Australia Terbuka, Aryna Sabalenka dari Belarusia dan petenis putra Rusia Daniil Medvedev serta Andrey Rublev adalah beberapa pemain yang dapat kembali bertanding di turnamen Wimbledon.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengutuk penghapusan larangan itu lewat akun Twitter pribadinya, dan menyatakan, “Apakah Rusia telah menghentikan agresi atau kekejamannya? Tidak, hanya saja Wimbledon memutuskan untuk mengakomodasi dua (negara) kaki tangan dalam kejahatan (perang itu). Saya meminta pemerintah Inggris untuk menolak visa mereka.”

Turnamen tenis lainnya sejauh ini tetap memungkinkan petenis Rusia dan Belarusia untuk turut berkompetisi sebagai atlet netral — kewarganegaraan mereka tidak tercantum dalam tanda kurung hasil resmi, atau grafik pertandingan di siaran televisi.

Namun, seperti dalam beberapa pertandingan olahraga beregu lainnya, Rusia dan Belarusia tetap tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam Piala Billie Jean King atau Piala Davis sesuai keputusan Federasi Tenis Internasional.

“Kami juga menganggap keselarasan antara (turnamen tenis) Grand Slam menjadi semakin penting dalam lingkungan tenis saat ini,” pihak All England Club menyatakan seperti dikutip dari Associated Press.

“Ada reaksi yang kuat dan sangat mengecewakan dari beberapa badan pengatur tenis terhadap posisi yang diambil oleh All England Club dan Lawn Tennis Association pada tahun lalu dengan konsekuensi yang, jika dilanjutkan, akan merusak kepentingan setiap pemain, masyarakat penonton yang setia, pihak penyelenggara kejuaraan dan tenis di Inggris,” ditegaskan pihak klub, melengkapi pernyataan.

ATP dan WTA bahkan menanggapi sikap atas larangan tersebut tahun lalu dengan tidak memberikan poin peringkat untuk turnamen bergengsi Wimbledon, sebagai langkah merugikan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Turnamen Wimbledon tahun ini akan dimulai pada 3 Juli 2023. Final kelompok putri dijadwalkan pada 15 Juli dan final kategori putra pada 16 Juli mendatang.

All England Club mengatakan perubahan situasi tersebut berkembang melalui pembicaraan dengan pihak pemerintah Inggris, LTA dan badan pemangku kepentingan tenis internasional dalam tenis.

Dalam pernyataan bersama, ATP dan WTA mengatakan puas dengan hasil keputusan itu. “Dibutuhkan upaya kolaboratif lintas olahraga untuk mencapai solusi yang bisa diterapkan, yang melindungi keadilan permainan (olahraga),” begitu tanggapan dari pihak kedua asosiasi tenis profesional tersebut.

“Ini tetap merupakan situasi yang sangat sulit, dan kami ingin berterima kasih kepada (pihak penyelenggara turnamen) Wimbledon dan LTA atas upaya mereka mencapai hasil ini, sambil mengulangi kecaman tegas kami atas perang Rusia di Ukraina.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifteen − 9 =