Fokuskini – Masih dimabukkan dengan reaksi gembira terhadap sambutan orang pada singel “Emotion Sickness” yang lebih awal dirilis, kelompok heavy rock Queens of the Stone Age (QOTSA) kali ini mengungkap kejiwaan lewat lagu “Carnavoyeur,” persembahan terbaru dari album epik kedelapan mereka, “In Times New Roman…”
“Carnavoyeur” menemukan perbedaan kontras QOTSA menenun nuansa yang lebih halus meski bersajian sinister. Sapuan senar yang memukau mengalir di atas fondasi kokoh merek dagang QOTSA, sementara vokal merdu Joshua Homme menyelimut pendengar dengan kehangatan dan keakraban mereka. “When there’s nothing I can do, I smile…”
Melodi yang memukau dan manis dari “Carnavoyeur” menyatakan tidak dapat disangkal masih sangat cantiknya musik QOTSA, dan tetap tanpa kurang suatu apa dari drum jeroan bergemuruh, dan interaksi bas ataupun gitar yang berinteraksi.
“In Times New Roman…” bakal tersedia di semua platform pada 16 Juni mendatang melalui Matador Records.
Menjelang perilisan, masyarakat penggemar diundang untuk mendengarkan perilisan album di berbagai pesta Midnight Club yang berlangsung di sejumlah record shop dan pub di 23 negara dimulai dari pukul 11 malam pada 15 Juni waktu setempat.
QOTSA tampil live untuk pertama kalinya lagi sejak lebih dari tiga tahun lalu, tepatnya pada 26 Mei lalu Mei di “Sonic Temple 2023” yang berlangsung di Stadion Mapfre, Columbus, Ohio, Amerika Serikat.
“In Times New Roman…” berisi 11 lagu yang direkam dan dipadu di Pink Duck (RIP) milik Homme, dengan hasil rekaman tambahan di studio Shangri-La, Malibu. Diproduseri oleh QOTSA sendiri dan kerjaan mixing yang ditangani Mark Rankin. Bakal tersedia di semua platform digital, serta dalam bentuk vinil dan CD.
QOTSA mengatakan terus terang terkait album rekaman tersebut yang mencerminkan luapan sakit hati yang dialami personelnya dalam beberapa tahun terakhir. (dari berbagai sumber)
