Kowani Beri Bantuan APD, Masker dan Sembako serta Pelayanan Konseling

BACAAN UTAMA BICARA GAMBAR FIT AFIAT GUYUB FOKUS

Fokuskini (siaran pers) – Selain masalah kesehatan, dampak buruk Pandemi Covid-19 juga merusak sendi perekonomian dan hubungan sosial jangka panjang. Menyikapi itu Kongres Wanita Indonesia (Kowani) terpanggil untuk membantu warga masyarakat yang terdampak langsung secara ekonomi, dan juga melakukan layanan  konseling. 

Kowani merupakan federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia tingkat nasional. Kowani didirikan tahun 1928.  Ini menjadi jaminan sebuah organisasi yang mumpuni dengan banyak penghargaan nasional, regional maupun internasional.

Kowani yang kini dipimpin oleh Dr Ir Hj Sri Woerjaningsih, menjadi payung bagi 97 organisasi wanita tingkat pusat. Kiprah Kowani yang memiliki anggota sekitar 87 juta wanita di seluruh Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata.

Sebagai induk dari puluhan organisasi, program dan kegiatan yang dilakukan Kowani menjadi contoh teladan bagi semua organisasi wanita lainnya, termasuk dalam menghadapi dampak buruk dari Pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia. 

“Dampak buruk dari pandemi ini tidak hanya mengancam kesehatan dan jiwa, tapi juga merusak sendi-sendi ekonomi masyarakat. Bahkan dampak pandemi ini tidak hanya sesaat. Karena bila pandemi ini sudah hilang dari Indonesia, dampak ekonomi dan sosialnya bisa lama,” papar pengusaha wanita yang lebih dikenal dengan nama Giwo Rubianto Wiyogo, atau disapa Giwo saat dijumpai di kantornya baru-baru ini.

Menantu dari mantan gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto ini menjabat Ketua Kowani untuk periode kedua. Selama Kowani hadir di Indonesia, Giwo adalah satu diantara dua pimpinan Kowani yang menjabat hingga dua periode. Menurut Giwo, menghadapi Pandemi Covid-19 ini Kowani memiliki program jangka pendek dan jangka panjang.

“Kowani  memiliki program-program diantaranya, bantuan bagi korban Covid-19, dengan memberikan bantuan masker dan APD serta bantuan sembako bagi korban PHK, dan bagi warga yang terdampak langsung dari musibah ini,” papar Giwo.

Untuk menyikapi dampak  negatif jangka panjang, Kowani memiliki program kajian, program konseling, program bimbingan bagi perempuan yang saat ini mengalami tekanan karena “stay at home” serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua dilakukan dengan teleconference memanfaatkan teknologi digital.

Giwo mengutip penelitian yang menyebut dalam kurun waktu tiga bulan belakangan ini ada sekitar seribu wanita meninggal dunia di Perancis dan Meksiko. “Mereka meninggal bukan karena terpapar Covid-19, tetapi mereka meninggal karena menjadi korban KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga),” ungkap Giwo.

KDRT selama masa pandemi ini menurut Giwo merupakan efek tidak langsung dari kebijakan lockdown, Stay at Home atau PSBB.  “Sewaktu menjadi Ketua KPAI (Komisi Perlidungan Anak Indonesia), pernah ada penelitian yang menyebut KDRT terhadap wanita dan anak lebih sering terjadi di saat hari libur, biasanya Sabtu dan Minggu,” ujar mantan Ketua KPAI kelahiran  8 Mei ini.

Meskipun  menurut data dari YLBH Apik dan Komnas Perempuan, belum terlihat ada kenaikan yang signifikan dari kasus KDRT selama PSBB. Namun Giwo khawatir banyak terjadi KDRT yang tidak dilaporkan. Hal itu bisa terjadi karena banyak wanita Indonesia yang tidak memiliki akses untuk melaporkan tindak KDRT.

“Apalagi sekarang dalam masa PSBB, mungkin mereka mau melapor tapi tunggu masalah Covid-19 ini selesai,” ujar Giwo.

Sebagai sesama wanita, Giwo menghimbau kepada semua wanita Indonesia agar bisa mengambil hikmah dari musibah ini. Manfaat kesempatan stay at home ini untuk menjadi pendidik yang baik bagi anak-anak dan menjadi ibu rumahtangga yang melayani anggota keluarga dengan baik.

“Memang sulit mengubah kebiasaan yang sehari-hari kerja, keluar rumah dan memiliki family time hanya di akhir  pekan. Kini bertemu terus selama berminggu-minggu. Sudah pasti akan muncul banyak persoalan dan konflik. Apalagi jika suaminya menjadi korban PHK,” ujar Giwo.

Giwo mengingatkan lagi, seharusnya di saat ada banyak peluang bersama didalam rumah dimanfaatkan untuk intensif memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak. Karena hikmahnya, kita sudah diberikan kesempatan yang terbaik untuk saling asih, asah dan asuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− seven = two