Fokuskini – I SEE Fest tinggal menghitung hari pelaksanaannya di seputaran kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta mulai 27 September nanti hingga 6 Oktober 2019.
Diperkirakan sampai lebih dari seratus ribu pengunjung bakal meramaikan tontonan festival outdoor pertama terbesar ini dalam tema Experience the Ambience berimbuhan konsep Hybrid Festival dengan antara lain rangkaian fitur area belanja, panggung musik, tempat kuliner, pentas hobi, promosi travel, pasar otomotif dan ruang budaya.
Terkait pula dengan penyelenggaraan festival musik gede-gedean, I SEE Fest menyediakan sebanyak empat panggung yang menampilkan Ada Band, Rocker Kasarunk, Saint Loco, Pinkan Mambo, Andra and The Backbone, Tony Q, Tipe X, The Groove, Gugun Blues Shelter, Cokelat, Padi Reborn, Endah N Resha, HIVI!, PMR, Justice Voice, Getah dan banyak lagi.
Konsep featuring atau kolaborasi dengan menampilkan vokalis Naga Lyla, secara khusus menjadi sajian Ada Band di panggung I SEE Fest yang menjanjikan perubahan genre dan bahkan demi kepuasan masyarakat penonton milenial, mereka bakal memainkan aransemen EDM karena sesungguhnya dari enam tahun lalu mereka pernah memiliki satu lagu yang mewakili itu melalui judul “Intim Berdua”.
Tanpa vokalis Donnie, diyakini gitaris Marshal, Ada Band masih disukai publik lewat lagu-lagunya, dan ketika masuk intro maka semua penonton melarut dengan lagu-lagu hits andalan Ada Band. “Jadi siapapun vokalisnya, gak masalah,” imbuh gitaris yang juga mengaktifkan kembali band masa lalunya, Dr PM.
Rocker Kasarunk yang kini tanpa personel rapper lagi menegaskan ciri jelasnya yang maunya kini bergenre pop rock. “Tidak mau ikutan musik kekinian, keluarin yang kita mau aja. Mempertahankan masyarakat penonton yang murni menyukai Rocker Kasarunk, sebagaimana dari dulu sembilan tahun lalu ya begitu,” jelas vokalis Ferdy Taher.
Drumer Ian menyebut mereka (Rocker Kasarunk) harus tetap punya mimpi dan semangat baru dengan konsep yang diperbarui lebih evolving. “Tanpa funk dan rap lagi,” imbuh Ferdy.
“Gairah kami tetap sama,” tambah Ian, “Walau usia terus bertambah, lirik tetap rebel, dan apa saja yang jujur keluar dari hati. Musik kami malah lebih keras enerjik dengan tetap berciri voice koor seperti awalnya,” jelas mereka, dengan yang membedakan cuma gaya perform diatas panggung karena sadar usia. (yay)