Fokuskini – Seri diskusi pemikiran bertajuk “Jogja Kota Toleran” diagendakan berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta pada 27 Februari mendatang, menghadirkan Prof Dr Heddy Shri Ahimsa Putra, Dr Yoseph Yappi Taum, dan Dr Pardi dengan dimoderatori Dr Ratun Untoro.
Diskusi ini merupakan rangkaian dari peluncuran buku esai “Menangkis Intoleransi Melalui Bahasa dan Sastra“ yang belum lama diterbitkan oleh Balai Bahasa Yogyakarta sebagai respons atas munculnya berbagai peristiwa intoleransi di kota Yogyakarta.
Buku esai ini merangkum tulisan berbagai penulis muda yang menuangkan beragam perspektifnya atas fenomena sosial budaya di sekitarnya, dengan penyunting antara lain Ratun Untoro, Mulyanto, dan Latief S Nugraha.
Adapun diskusi yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Asosiasi Tradisi Lisan DIY ini bertujuan untuk memahami lebih jauh kondisi sosial budaya di Yogya. Benarkah Jogja masih dianggap sebagai kota toleran? Apakah yang menyebabkan munculnya peristiwa-peristiwa intoleransi akhir-akhir ini, dan bagaimana kita dapat kembali menciptakan ekuilibrium alias keseimbangan dalam berkehidupan sosial budaya?