Fokuskini – Program hilirisasi batubara menjadi sasaran utama pemerintah Indonesia ke depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangannya menjelaskan, bakal membagi berbagai insentif untuk proyek hilirisasi batubara ini. Tujuannya agar sektor hilir ini bisa ekonomis dan kompetitif, sehingga nantinya bisa semakin berkembang.
“Banyak insentif yang kita bakal berikan, supaya hilir (batubara) ini bisa ekonomis dan kompetitif,” ungkap Menteri ESDM menjelang akhir pekan ini.
Salah satu proyek hilirisasi yang tengah dilakukan adalah gasifikasi batubara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) yang nantinya digunakan untuk substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Apabila proyek gasifikasi ini mampu berkembang, kata Arifin, diharapkan akan signifikan menekan angka impor LPG karena produk DME bisa menjadi substitusi LPG. Apalagi, impor LPG dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya permintaan LPG di Tanah Air.
“Pemanfaatan hilirisasi batubara itu bisa menjadi substitusi LPG. Kalau bisa substitusi LPG, maka ini bisa amankan devisa cukup besar. Pemakaian LPG tiap tahun terus meningkat, dan kita punya batubara untuk memproduksi DME,” tegas Pak Menteri.