Fokuskini – Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, tetapi juga melumpuhkan perekonomian. Pembatasan mobilitas secara besar-besaran membuat roda produksi Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berhenti bahkan ada yang gulung tikar.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berkomitmen menyukseskan Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas Pemerintah Pusat untuk menstimulus dan membangkitkan UMKM.
Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil yang juga Brand Ambasador Gernas BBI Jawa Barat akan memanfaatkan akun media sosial pribadi, yang memiliki jumlah pengikut belasan juta, untuk mengampanyekan “Belanja Adalah Bela Negara” secara masif.
“Buat apa banyak pengikut di media sosial, kalau tidak dimanfaatkan dengan kebaikan,” kata Ridwan Kamil, dalam acara JAPRI (Jabar Punya Informasi) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, kemarin.
Menurut Ridwan Kamil, ada 15 ribu UMKM di Jawa Barat yang siap mengikuti Gernas BBI, dan Pemerintah Pusat akan mempromosikan produk-produk UMKM Jawa Barat dengan maksimal. “Kami berinisiatif melengkapi ini dengan gerakan Belanja Adalah Bela Negara,” ucapnya.
Kolaborasi yang kuat antara Pemda Provinsi Jabar, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat menjadi kunci keberhasilan Gernas BBI di Jawa Barat.
Ridwan Kamil berharap, Gernas BBI di Jawa Barat dengan mengambil tagline #UMKMJabarPaten, dapat membangkitkan UMKM sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat Jawa Barat.
“Negeri kita ini negeri UMKM, bukan konglomerasi. Satu tumbang tumbuh seribu, sehingga ekonomi kita kuat, cintai produk lokal karena barangnya berkualitas. Kita harus mandiri, ekonomi kita akan luar biasa kalau kita mengandalkan kaki sendiri, kekompakan sendiri, memang kuncinya menggerakkan hati. Urusan menggerakkan hati ini kita tengah cari formulanya,” tuturnya.
Ridwan Kamil menegaskan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat untuk turut menyukseskan Gernas BBI sebagai upaya pemulihan ekonomi.
“Potensi pembeli di Jabar mencapai 21 juta orang. Kalikan sekian rupiah, mungkin akan luar biasa pendapatannya. Saya kira kita harus terus mendukung, yang paling penting transaksinya terjadi secara nyata,” ujarnya.