SECEPATNYA, Donal melangkah ke arah belakang restoran sederhana itu, tanpa bertanya apapun kepada pelayan maupun kasir yang berada di restoran tersebut.
Sampai kemudian dirinya bingung sendiri, karena lahan pekarangan di belakang restoran tersebut terbilang luas.
Apa mungkin sejauh itu kamar mandinya seperti apa yang dilihatnya di kejauhan sana? Tapi dimana Konci? Bingung bukan berarti ia mengkhawatirkan sesuatu. Baru sebatas heran, mungkin saja, atau bagaimana ya?
Namun baru saja ia merogoh kantong celana untuk segera menghubungi Konci lewat hapenya. Tidak lama kemudian, justru hape Donal telah berdering lagi.
“Hey, kamu kemana?… Gue di samping… Kamu dimana?… Tanya dong, jangan maen nyeruduk aja… Disini posisinya, nyambung sama indomaret…Lihat kan tadi waktu mo masuk restoran dimana posisi indomaret?!” Konci nyerocos menandakan tidak sabar menunggu.