Indonesia Kejar Kemandirian Bahan Baku Tradisional

Agenda Baru Fit Afiat LEISURE TIME MOMENTUM Podium

Fokuskini – Kekayaan sumber daya hayati Indonesia merupakan sumber daya yang potensial di bidang farmasi yang selama ini belum dimanfaatkan sepenuhnya. Besarnya ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor merupakan tantangan tersendiri dalam mencapai ketahanan kesehatan nasional.

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt M.Pharm, MARS selanjutnya menyampaikan dalam Business Matching P4TO (Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat)-PED (Pusat Ekstrak Daerah) dengan Industri dan Usaha bidang obat tradisional dan kosmetika hari ini di Bali, keragaman hayati tanaman, mikroorganisme, dan biota laut berkolerasi langsung dengan keragaman kimia yang memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan obat.

”Ini diharapkan dapat menjadi peluang untuk mengurangi impor bahan baku dan menghasilkan substitusinya terutama bagi bahan baku natural asli Indonesia,” ujar Dr Rizka.

Kementerian Kesehatan telah merintis pengembangan kemandirian bahan baku sediaan farmasi untuk mewujudkan kemandirian bahan baku natural. Rintisan ini dilakukan melalui fasilitasi peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat sejak tahun 2012 dan Pusat Ekstrak Daerah.

Dilaksanakannya Business Matching P4TO-PED dengan Industri dan Usaha bidang obat tradisional dan kosmetika merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam rangka mempertemukan lintas sektor meliputi industri sebagai produsen, akademisi sebagai sarana pusat penelitian, dan juga daerah penerima P4TO dan PED sebagai penyedia Bahan Baku Natural (BBN) terstandar agar dapat melakukan kerjasama yang potensial.

Hasil pencapaian jangka pendek yang diharapkan yaitu terjadi sinergitas lintas sektor dalam penyediaan bahan baku maupun produk yang terstandar untuk mendukung kemandirian bahan baku natural. Kemudian hasil yang terjadi dari kegiatan ini diharapkan adanya kerjasama antara P4TO dan PED dengan industri dan usaha bidang obat tradisional dan kosmetika dalam penyediaan BBN terstandar.

Diharapkan pula dapat memberikan manfaat kepada akademisi, peneliti, Industri dan manufaktur bidang obat tradisional dan kosmetika, praktisi di fasilitas pelayanan kesehatan serta pemangku kepentingan lintas sektor terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifty four − = 44