Fokuskini – Bukan juara bertahan Chico Aura Dwi Wardoyo, bukan pebulutangkis nomor 7 dunia Jonatan Christie, bahkan bukan peraih medali perunggu Olimpiade Anthony Sinisuka Ginting.
Ternyata sisa satu-satunya harapan tunggal putra Indonesia di semifinal Perodua Malaysia Masters 2023 ada pada Christian Adinata yang kini masih berusia 21 tahun. Adinata ditunggu Prannoy di semifinal hari Sabtu (27/5/2023), disiarkan langsung di RCTI+ dan iNews
Namun, anak muda itu tidak gentar dengan situasi yang mesti ia hadapi, demikian berita membanggakan di situs BWF World Tour hari Jumat tadi (26/5/2023).
“Tidak ada tekanan, (sama sekali) itu tidak mengganggu saya,” kata Adinata setelah bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan Kidambi Srikanth.
“Sebaliknya, saya melihat mewakili Indonesia di tunggal putra dan melakukan yang terbaik untuk negara saya sebagai motivasi besar,” ungkapnya, gembira.
Adinata berhak maju ke semifinal setelah menyegel hasil kemenangan dari 58 menit laga, 16-21 21-16 21-11.
“Pertandingan yang ketat, tapi saya berjuang untuk menang sampai akhir,” sambung Adinata.
“Saya agak terlalu tentatif di gim pertama, tetapi menjadi lebih percaya diri setelah memenangkan gim kedua. Itu membantu membuat pikiran saya menjadi lebih berani dalam penentuan (taktik),” tambahnya.
“Saya bangga, saya tidak membiarkan semangat saya menurun setelah kehilangan set pembuka. (Padahal) Itu bisa dengan mudah terjadi melawan pemain dengan kualitas seperti Srikanth,” diakui Adinata.
Ini merupakan keikutsertaan di level Super 500 yang kedua kalinya bagi Adinata. Ia kalah dari Kenta Nishimoto di awal partisipasinya pada Indonesia Masters bulan Januari lalu, setelah melakukan debut BWF World Tour di Taipei Open tahun lalu.
Karier Adinata telah mengalami peningkatan sejak baru saja pekan lalu ia meraih medali emas SEA Games di Kamboja, mengalahkan Wardoyo di final utama.
“Menjadi empat besar di Super 500 kedua saya sangat berarti, karena ini menunjukkan proses sulit yang saya lalui untuk sampai ke tahap ini adalah membayarkan dividen. Tapi saya juga sadar, proses baru sudah dimulai sekarang,” ujar Adinata.
“Target langsung saya adalah naik peringkat, karena saya sangat ingin menghindari babak kualifikasi di kompetisi besar(seperti) ini. Pada level ini, ada bedanya jika saya ingin secara konsisten (mendapat) tantangan (peluang) di tahap akhir turnamen,” imbuhnya, semangat.