Fokuskini – Sang manajer Manchester City, Pep Guardiola dilaporkan telah menetapkan kapan tanggal tapatnya ia akan meninggalkan arena liga utama Inggris, Premier League.
Pria asal Katalan, Spanyol itu seperti diketahui menjadi manajer pertama sejak Sir Alex Ferguson yang meraih Treble di gengsi persepakbolaan Inggris pada akhir pekan lalu.
Menjangkau gelar Liga Champions untuk pertama kalinya, Manchester City berhasil membawa bukti nyata di Istanbul, Turki setelah Inter Milan mengaku takluk.
Ini juga merupakan Treble kedua Guardiola, menyusul kesuksesan pada kompetisi Eropa di 2008/09 saat musim pertamanya sebagai manajer di FC Barcelona.
Terlepas dari saran bahwa ia boleh pergi setelah meraih apa yang lama menggantung asa pemilik, manajemen dan warga suporter The Citizens, malah ada isu tentang dirinya yang memiliki rencana baru untukmenyelesaikan karirnya di City dua tahun lebih awal dari yang diharapkan secara nilai kontrak.
Namun, tulis Four FourTwo, kemungkinan ia masih akan tetap bertanggung jawab hingga 2025 – meski isu yang sekarang beredar, menyatakan sebuah laporan dari The Guardian asng telah mengonfirmasi tanggal berakhir kariernya di Stadion Etihad.
“Pep Guardiola bertekad untuk meninggalkan Manchester City dalam dua tahun ketika kontraknya habis,” disebut kan laporan itu.
Jika pria Katalan itu selesai pada 2025 seperti yang disepakati, itu berarti Pep akan mengelola City selama sembilan tahun. Ia sempat mengelola Barcelona hanya untuk empat tahun, mengambil cuti panjang pada 2012/13 untuk bertempat tinggal di New York City sebelum kemudian mengelola Bayern Munich selama tiga musim.
The Guardian menyatakan bahwa Guardiola dapat memilih untuk mengelola tim internasional berikutnya.
Dua tahun lalu, Pep memberikan isyarat bahwa dirinya ingin mengambil pekerjaan di tim nasional sepakbola tanpa menyebutkan negara, meskipun The Times menyarankan bahwa liga utama Italia, Serie A mungkin jadi tujuan Pep berikutnya.
Italia akan menjadi negara ke-4 yang akan dikelola oleh pria berusia 52 tahun itu. Guardiola pernah bermain saat masih aktif sebagai pemain di AS Roma pada tahun 1990-an.
Seandainya Guardiola nantinya memenangkan gelar Liga Champions lagi di klub sepakbola lain, ia tercatat akan menjadi manajer pertama yang melakukannya di tiga klub terpisah.
Menyusul kemenangan di Istanbul, ia bergabung dengan klub manajer elit yang telah memenangkan gelar dengan dua klub berbeda, yang juga terdiri dari Carlo Ancelotti (AC Milan pada 2003 dan 2007 serta Real Madrid pada 2014 dan 2022), Ernst Happel (Feyenoord pada 1970 dan Hamburg pada 1983), Ottmar Hitzfeld (Borussia Dortmund pada 1997 dan Bayern Munich pada 2001), Jose Mourinho (Porto pada 2004 dan Inter Milan pada 2010) dan Jupp Heynckes dengan Real Madrid pada 1998, dan Bayern Munich pada 2013).
Guardiola memiliki persentase kemenangan 72,64 persen di City, setelah memenangkan pertandingan City ke-300 di final Liga Champions.