“Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara” di Galeri Nasional

Galeri Seni Podium

Fokuskini – Eksibisi “Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara” secara resmi telah dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid di Galeri Nasional Indonesia, yang merupakan hasil kolaborasi antara Museum dan Cagar Budaya (MCB) dengan Tim Repatriasi Koleksi Asal Indonesia di Belanda dan Historia.id.

Pelaksanana Tugas MCB, Ahmad Mahendra, dalam keterangannya mengatakan bahwa eksibisi ini merupakan wujud keseriusan Museum dan Cagar Budaya dalam mempersiapkan pengelolaan benda-benda bersejarah hasil repatriasi.
 
“Benda-benda bersejarah ini adalah milik Bangsa Indonesia, maka dari itu kami berharap melalui pameran ini, publik bisa menengok warisan budaya yang akhirnya kembali ke tanah air, dan mendapat wawasan baru dari benda-benda tersebut,” jelas Mahendra.
 
Terdapat 152 benda-benda bersejarah yang ditampilkan pada kegiatan pameran ini, baik dari hasil proses repatriasi sebelumnya dan telah menjadi koleksi masterpiece Museum Nasional Indonesia, seperti Koleksi Pangeran Diponegoro dan Arca Prajñaparamita. Serta benda bersejarah yang tiba tahun ini di Indonesia, seperti Koleksi Candi Singosari, Koleksi Keris Klungkung, dan Koleksi Pusaka Kerajaan Lombok.
 
Kurator sekaligus anggota tim repatriasi, Bonnie Triyana menuturkan bahwa eksibisi ini tidak hanya menampilkan benda-benda mati atau artefak kuno.
 
“Dengan pameran ini, kami juga menyajikan cerita sejarah dan makna di balik artefak atau benda-benda tersebut. Bagaimana perjalanan artefak itu dari kawasan Nusantara dan berabad-abad di luar negeri, konteks sejarah, budaya pada masanya, serta maknanya hari ini untuk generasi kini dan mendatang” tambahnya.
 
Hilmar Farid menekankan pentingnya aspek produksi pengetahuan dari artefak dan benda bersejarah yang telah kembali ke tanah air.
 
“Proses repatriasi ini tidak hanya sekadar pemindahan benda secara fisik, dari museum di Belanda ke museum di Indonesia. Lebih dari itu, repatriasi ini merupakan bagian dari upaya membangun kerjasama penelitian antara peneliti kedua negara, sekaligus penanaman dasar bagi kolaborasi produksi pengetahuan dan perluasan wawasan budaya serta sejarah antara kedua negara,” kata Hilmar pula.

Eksibisi “Repatriasi: Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara” dapat dikunjungi publik mulai 28 November hingga 10 Desember 2023, pukul 10.00 – 20.00 WIB di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat. Setiap pengunjung wajib terlebih dahulu melakukan registrasi secara daring melalui laman gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami.

Waktu kunjungan terbagi ke dalam 10 sesi setiap hari, dan demi keamanan benda bersejarah dan kenyamanan pengunjung, setiap sesi diberikan kapasitas maksimal 100 pengunjung.
 
Untuk mendukung agenda penyelenggaraan eksibisi, bakal diselenggarakan juga berbagai program publik seperti diskusi publik, lokakarya, dan treasure hunt.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifty seven − = fifty three