Fokuskini – Kubu tim nasional Australia telah mengonfirmasi penunjukan mantan bek Socceroos, Tony Popovic sebagai pelatih baru.
Pria berusia 51 tahun itu menggantikan Graham Arnold, yang mengundurkan diri dari jabatannya minggu lalu setelah enam tahun bertugas.
Popovic telah menandatangani kontrak yang akan membawanya hingga akhir Piala Dunia FIFA 2026, dan prioritas utamanya adalah memimpin Australia ke fase berikutnya dari babak kualifikasi AFC.
The Socceroos hanya meraih satu poin dari dua pertandingan kualifikasi putaran ketiga pembuka mereka, dengan kekalahan mengejutkan 1-0 dari Bahrain diikuti oleh hasil imbang tanpa gol melawan Indonesia.
Mereka akan melanjutkan laga penyisihan di Grup C bulan depan, dan pertandingan pertama Popovic akan menjadi pertandingan kandang yang penting dengan Tiongkok pada 10 Oktober nanti.
Mereka kemudian akan menghadapi pertandingan tandang yang berat dengan Jepang lima hari kemudian.
“Ini adalah peran yang disertai dengan tanggung jawab besar, dan saya sangat berterima kasih atas kesempatan itu,” kata Popovic, yang memenangkan 58 laga untuk negaranya dan menjadi bagian dari skuad Australia di Piala Dunia 2006.
“Ini tentu saja merupakan momen yang sangat membanggakan bagi saya dan keluarga. Dipercaya untuk membimbing tim nasional kami adalah sebuah keistimewaan yang tidak saya anggap remeh. Saya yakin kami memiliki bakat dan tekad untuk mengharumkan nama bangsa.”
Popovic telah menikmati kesuksesan besar sebagai pelatih di tingkat klub di tanah kelahirannya, setelah membimbing Western Sydney Wanderers dan Perth Glory ke Kejuaraan A-League. Ia juga memimpin skuad Sydney meraih gelar Liga Champions AFC pada tahun 2014, yang merupakan pertama kalinya bagi klub sepakbola Australia memenangkan turnamen tersebut.
Anter Isaac, Chairman of Football Australia mengatakan begini, “Sebagai seorang pemain, Tony mewakili negara kami dengan bangga dan dengan prestasi gemilang di setiap kelompok umur. Sebagai seorang pelatih, ia secara konsisten menunjukkan kemampuan untuk mengembangkan tim pemenang melalui perhatiannya terhadap detail, perencanaan yang cermat, dan kemampuan untuk menyelaraskan fokus kolektif. Kepemimpinannya, yang dimulai saat ini, akan sangat penting saat kita menuju kualifikasi mendatang.” (fifa.com/joj)