Fokuskini – Badai baru saja merilis singel baru berjudul “Sakit Dua Kali” via Nagaswara.
Ini adalah singel kedua pria bernama lengkap Doadibadai Hollo terkait karier solonya yang bebas lepas dari Kerispatih.
“Sakit Dua Kali” nantinya melengkapi album solo kedua Badai yang berisi 8 lagu.
Lagu terbaru Badai ini memang berbeda dengan singel sebelumnya yaitu “Belum Bisa Percaya” di mana di lagu pertama itu liriknya mengenai percintaan yang gagal move on dari masa lalu, sehingga hubungannya belum bisa percaya satu sama lainnya.
“Sakit Dua Kali” bermuatan lirik tentang orang yang tersakiti. Barawal dari pertemuan kemudian jatuh cinta dengan perasaan yang sangat dalam. Tapi, pada kenyataannya pertemuan itu hanyalah perjalanan menuju kata pisah.
Cinta yang begitu dalam bahkan bisa dikatakan ‘cinta mati’, namun sangat disayangkan pada akhirnya karena terbentur norma maka mereka tidak dapat bersatu.
Menurut Badai, sebenarnya singel terbarunya ini tentang hari menjelang pernikahan di mana ada aura positif yang seharusnya terpancar, tapi malah berakhir pisah.
Awalnya, Badai berniat lagu ini nantinya akan dinyanyikan secara berduet dengan penyanyi perempuan, sehingga liriknya diubah menjadi galau. Tapi setelah didengarkan sendiri oleh Badai timbul niatan untuk dinyanyikan olehnya sendiri.
Konsep musik di lagu terbaru juga berbeda dengan lagu sebelumnya, yang mengusung konsep musik tahun 1970-80an.
“Sakit Dua Kali” ini konsepnya musiknya berciri era tahun 1990an. Namun, baik di lagu pertama dan kedua konsep musik solonya ini sama-sama mengusung konsep vintage song dangan balutan yang berbeda dari segi musik, termasuk videoklipnya.
Aransemen musik lagu “Sakit Dua Kali” dikerjakan oleh Dennis Nussy.
“Musiknya memang sengaja saya kasih ke orang lain untuk diaransemen. Jadi biar berbeda dengan apa yang saya kerjakan. Produser musiknya Dennis Nussy dengan konsep seperti lagu-lagu pop tahun 1990an era Peabo Bryson,” ungkap Badai.
Disinggung mengenai lagu “Sakit Dua Kali” apakah nyambung dengan Gen Z ? Justru, menurutnya, anak-anak generasi Z banyak menyukai lagu-lagu lama.
Mereka merasa tertarik dengan lagu-lagu di jaman orangtuanya. Jadi lagu ini sangat cocok untuk generasi sekarang yang menyukai lagu-lagu lawas era tahun 1990an.
“Harapan saya tidak muluk-muluk. Singel ini menjadi penanda sah saya sebagai penyanyi solo, itu saja! Lagu ini menjadi hits atau tidak saya serahkan kepada para penikmat musik. Yang jelas saya tidak memiliki patokan harus bagaimana. Saya tinggal rajin saja berkarya,” terus terang musisi lulusan Universitas Trisakti, itu.