Rampung Laksanakan Piwaners Journey – Tour De Sulsel, PI ONE Rencanakan Borneo

Agenda Baru LEISURE TIME MOMENTUM Podium

Fokuskini – Komunitas Pajero Indonesia ONE, atau dikenal dengan sebutan Piwaners telah menyelesaikan kegiatan eksplorasi wisata di provinsi Sulawesi Selatan lewat tajuk Piwaners Journey – Tour De SULSEL Rombongan disambut hangat di sejumlah daerah yang dilintasi iring-iringan sebanyak 60 Pajero Sport gabungan dari beberapa chapter di Jawa dan Sulawesi yang dilepas secara resmi oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, dan memulai perjalanannya dari Kota Makassar jelang akhir tahun lalu dan di akhiri tepat pada awal Tahun Baru 2020 di Obyek Wisata Rammang-Rammang Maros.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Ketua Umum Pajero Indonesia ONE, Rwahyu Haryadi

Menyempatkan singgah di Tana Toraja, rombongan sengaja menginap selama dua malam, dan obyek wisata pertama yang dikunjungi adalah Buntu Burake dengan pemandangan yang sangat mempesona. Pemandangan yang memberikan sensasi suasana seperti di Brasil, dimana berlokasi patung Yesus berdiri tegak selayaknya patung serupa di puncak gunung Corcovado, Rio de Janeiro, Brasil. Menurut informasi, patung Yesus di Tator adalah yang terbesar di Indonesia

Dari Buntu Burake, perjalanan dilanjutkan menuju Londa dan Kete Kesu. Sayangnya, kegiatan touring ini terganggu oleh derasnya hujan yang turun mengguyur wilayah Tator. “Selama kami kunjungan di Toraja selama dua hari, Buntu Burake paling mengesankan karena kami puas selfie dengan rekan-rekan kami di sini,” ujar Satria Veri salah satu Piwaners. Ia menjelaskan, dari tiga obyek wisata di Tator yang dikunjungi selama kegiatan touring ini, mungkin hanya Buntu Burake yang memiliki keindahan tersendiri terutama dalam menyediakan pemandangan indah untuk dibagikan di media sosial.

Dari Tana Toraja di sisi utara, rombongan Piwaners Journey – Tour de SULSEL melanjutkan perjalanan ke sisi selatan dengan tujuan utama Tanjung Bira di kabupaten Bulukumba. Sempat singgah di Sidrap, perjalanan panjang selama kurang lebih 13 jam melintasi beberapa kabupaten berakhir manis dengan kesempatan menikmati pemandangan sore hari di Makuna Hatata Resort. Pantai pasir putih  yang halus bak tepung terhampar luas di sepanjang bibir pantai yang berpadu dengan air laut yang biru bersih memanjakan mata sambil menantikan saat-saat matahari terbenam.

Bermalam di Tanjung Bira dengan santap malam dengan menu ikan bakar yang segar semakin menambah nikmatnya suasana dan semakin menambah keakraban di antara Piwaners. Waktu bermalam di Tanjung Bira hanya semalam, siang harinya rombongan melanjutkan perjalanan menuju Takalar untuk merayakan malam pergantian tahun di Pantai Galesong.  Rombongan sempat singgah di sentra pembuatan Kapal Phinisi sebelum menuju Rumah Jabatan Bupati Bulukumba untuk makan siang dan diterima oleh Wakil Bupati Tomy Satria.

Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria bersama Ketum Komunitas Pajero Indonesia ONE, Rwahyu Haryadi

Seperti kita ketahui bersama, Bulukumba terkenal dengan kemampuan masyarakatnya membuat kapal pinisi dan teknologi pembuatan kapal pinisi di Bulukumba ini juga telah ditetapkan UNESCO, badan PBB yang mengurusi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan, sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia di Korea Selatan, Desember 2017 lalu.

Dari Bulukumba , rombongan sempat diterima oleh Bupati Bantaeng yang diwakili oleh Sekda Bantaeng di Pantai Seruni dan juga diterima langsung oleh Bupati Takalar Syamsari Kitta di Rumah Jabatan Bupati Takalar sebelum akhirnya tiba di salah satu vila milik Piwaners di Galesong, Takalar.

Kegiatan di malam tahun baru di isi dengan kegiatan keakraban dan kuliner berbagai makanan khas Sulawesi Selatan diiringi  lantunan lagu oleh artis Hikmah KDI menghibur para peserta Tour de SULSEL. “Walau dalam suasana yang sederhana , di tepi pantai Galesong seluruh peserta menikmati suguhan dan jamuan yang diberikan” ujar Arham Rahim, Piwaners asal Takalar yang menjadi tuan rumah acara Malam Tahun Baru 2020.

Di hari pertama tahun 2020, rombongan Piwaners Journey mengunjungi obyek wisata Taman Nasional Bantimurung dan Rammang-Rammang di Kabupaten Maros. Bantimurung menyodorkan beragam atraksi wisata menarik, seperti air terjun yang mengalir deras, aliran sungai dengan tepian berbatu diapit tebing terjal, danau, serta hawa sejuk yang menenangkan. Bantimurung dikenal luas sebagai “The Kingdom of Butterfly”, seperti julukan yang diberikan oleh Alfred Russel Wallace (1857) karena keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupunya.

Di wilayah ini terdapat juga lokasi penangkaran Taman Kupu-kupu yang sekaligus jadi wahana pendidikan konservasi bagi masyarakat umum.
Setelah santap siang di Pangkep, rombongan kembali ke Maros untuk menuju obyek wisata Rammang-Rammang. Kata Rammang-Rammang berasal dari Bahasa Makassar, yaitu sekumpulan awan atau kabut. Terlihat dari kondisi Rammang-Rammang yang selalu berkabut setiap paginya, bahkan di setiap musim apa pun. Yang membuat Rammang-Rammang terkenal adalah adanya pegunungan karst yang mengitari wilayah ini, baik di sisi darat maupun sungainya. Kondisi lingkungan tersebut membuat pemandangan Rammang-Rammang begitu indah dan eksotik!  Karst (pegunungan kapur) merupakan bentuk bentang alam khas yang terbentuk akibat proses pelarutan suatu kawasan batuan karbonat (batuan mudah terlarut), sehingga menghasilkan bentuk permukaan bumi yang unik dengan ciri exokarst (di atas permukaan) dan indokarst (di bawah permukaan). Ternyata, karst terbesar ketiga di dunia ada di Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, setelah China Selatan dan Vietnam. Walau kembali di guyur hujan, rombongan tetap bersemangat menikmati keindahan Rammang-Rammang menggunakan perahu motor yang telah disediakan.

Hari terakhir Tour de SULSEL 2020, sambil menunggu jadwal penyeberangan ke Surabaya keesokan harinya. Para peserta  mengisi dengan kegiatan bebas di Kota Makassar. Ada yang berwisata belanja membeli oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat serta ada juga yang sekedar bersantai ngopi di Warung Kopi yang menjamur di Kota Makassar.

Anggota Klub Pajero Indonesia ONE, Anca Boska, mengaku sangat senang mengikuti touring tersebut. Pasalnya, sebagai putra daerah, bisa memperkenalkan pariwisata Sulawesi Selatan kepada para peserta yang berasal dari luar Sulsel. “Touringnya menyenangkan, kompak, dan ikut promosi pariwisata Sulsel. Saya senang dan bangga menjadi member klub Pajero Indonesia ONE,” kata Anca Boska.

“Peserta sangat antusias, penuh kekeluargaan. Apalagi mendapat sambutan baik dari pemerintah, dan warga Sulsel juga bagus,” ujar Andi Tenri Bali, Ketua PI ONE Chapter Hasanuddin yang juga Korwil PI.ONE untuk wilayah Sulawesi.

Para Piwaners mengharapkan untuk segera diadakan touring kembali. “Insya Allah pada liburan sekolah 27 Juni – 11 Juli 2020, kami akan mengadakan kegiatan Tour de BORNEO menjelajahi Pulau Kalimantan. Dan saat ini sudah terdaftar 35 kendaraan yang ingin mengikuti kegiatan ini” tutup Rwahyu Haryadi Ketua Umum PI ONE

foto utama: Bupati Takalar, Syamsari Kitta bersama rombongan Piwaners Journey – Tour De SULSEL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ twelve = sixteen