FOKUSKINI – Kuliner di masa sekarang bukan lagi hanya seputar makanan dan masakan saja. Era digitalisasi turut berdampak pada perluasan makna kuliner. Dari kegiatan masak memasak dan menikmati makanan, menjadi kata yang erat kaitannya dengan bisnis, tren, gaya hidup hingga kreativitas dan inovasi yang mengagumkan melalui cara mengolah dan menyajikannya.
Kuliner bahkan hadir dalam bentuk Startup Food Tech yang membantu dalam pemilihan kuliner yang menjadi banyak pembicaraan, maupun sekadar sebagai Social Proof sebelum pelanggan mencicipinya.
Ketika acara peluncuran tiga buku kuliner karya Tuti Soenardi di Pendopo Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu tadi (3/11/2018), dialog tentang kuliner dan perkembangan Startup Food Tech turut dibahas dalam diskusi bertajuk “Perkembangan Kuliner di Era Digitalisasi”.
Hadir sebagai pembicara utama adalah pakar kuliner William Wongso, VP of Business Development Qraved Inge Supatra, Marketing Manager Zomato Indonesia Deri Slyrova, dan Ketua Tim Penggerak PKK Emi Tjahyo Kumolo.
Keberadaan Startup Food Tech bagi pebisnis Kuliner kini merupakan peluang yang terbuka lebar. Meski demikian, tetap dibutuhkan komitmen dan konsep yang sederhana namun kuat untuk bisa dijual ke pelanggan.
Sebagai bisnis service delivery, sejumlah Food Tech Startup memberikan jasa untuk melakukan booking pada beberapa restoran yang dituju.
Mengenai peluncuran tiga buku karya terakhir Sang Maestro “Gizi Kuliner Indonesia” Tuti Soenardi, menurut putra kesayangan Wendi Winduwasono, bahwa buku-buku tersebut ditulis oleh almarhumah bersama dengan pakar gizi dan kuliner lainnya terdiri dari “Tuti Soenardi: 48 Tahun Mengabdi dan Berkarya di Dunia Gizi dan Kuliner”, “Selayang Pandang Kuliner Indonesia: Peran Media Cetak & Lembaga Kuliner” serta “Menu Pencegah & Atasi Stroke (90 Resep Masakan)”.
Sebelumnya, ketiga buku ini sudah diluncurkan pada tahun 2010 lalu, namun cetakan kedua buku kuliner ini telah direvisi dan diharapkan mampu lebih menginspirasi serta memberi banyak manfaat untuk pembaca, para pemerhati dan pencinta dunia gizi dan kuliner.
Tuti Soenardi dikenal sebagai ahli gizi dan kuliner Indonesia yang telah berkiprah selama 40 tahun lamanya. Bukan hanya soal seni kenikmatan kuliner, Tuti juga mengutamakan unsur gizi dalam setiap sajiannya.
Almarhumah tahu betul, investasi besar seorang anak dari kandungan bunda bersumber dari asupan gizi yang dikonsumsinya. Tuti Soenardi membagi ilmunya melalui kursus-kursus, seminar-seminar, serta puluhan judul buku yang sudah ditulisnya.
Melalui berbagai buku yang ditulisnya, Tuti mengisahkan sejarah kelahiran kuliner Indonesia, serta tokoh-tokoh yang banyak berperan serta.
Dia selalu melengkapi buku-bukunya dengan ragam resep kuliner khas Indonesia, dengan bahan pangan yang mudah didapatkan serta harga yang terjangkau.
Ketiga buku ini memuat catatan bagaimana kuliner Indonesia dirintis setapak demi setapak, mulai dari tahun 1970-an sampai munculnya era digital, hingga memberikan fondasi bagi perkembangan kuliner kekinian.