Lokakarya Bersama Filmmaker Ute Aurand di Rubanah dan Kinosaurus

Fit Afiat Layar Info LEISURE TIME

Fokuskini – Seringkali film diidentikkan dengan narasi yang lurus dan mengikat, baik fiksi maupun dokumenter. Namun, bagaimana ketika film menjadi medium rekam keseharian, menjadi seperti diari untuk merekam peristiwa sehari-hari yang penulisnya secara aktif dan sadar memilih setiap rekam peristiwanya, bisa saja seputar rutinitas berangkat kerja, dari menyiapkan bekal sampai berdesak-desakan didalam gerbong kereta, seputar liburan ke rumah kerabat yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, atau tentang apa saja.

Bagaimana setiap individu memposisikan, menangkap dan menentukan perspektifnya masing-masing dalam ruang gerak privat dan sosial mereka. Ketika berbentuk tulisan, kita semua mungkin pernah melakukannya, baik kemudian untuk dijadikan refleksi personal atau dibagikan dalam kanal pilihan untuk dibaca bersama, tapi ketika berbentuk film mungkin masih asing bagi kebanyakan orang.

Banyak pertanyaan yang bisa muncul, misalnya, bagaimana rekaman gambar gerak bisa menjadi catatan peristiwa keseharian dan film sekaligus, bagaimana menentukan gambar dan peristiwa yang akan direkam, bagaimana memposisikan diri dalam karya seperti ini, apakah karya fiksi atau dokumenter, dan banyak pertanyaan lainnya.

Dalam rangkaian program lokakarya Film Is Her Notebook, pihak Goethe Institut Indonesia kerjasama dengan Rubanah dan Kinosaurus membuka dialog yang mengupas pertanyaan-pertanyaan seputar film bersama Ute Aurand, filmmaker asal Berlin, Jerman yang sepanjang karirnya aktif membuat film dengan pendekatan potret dan diari menggunakan medium seluloid besaran 16mm. Bersama kita akan menonton dan berdiskusi di Rubanah (8-9 November 2019) dan Kinosaurus pada 11-14 November 2019.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighty four − eighty two =