Fokuskini – Festival musik terlaris di Australia yang agenda tahun ini berlangsung pada jelang akhir Juli di kota tepi pantai Byron Bay, yakni Splendour in the Grass resmi diumumkan ditunda hingga Oktober mendatang. Penjadwalan ulang ini tiada lain terjadi akibat penyebaran meluas wabah Korona yang juga menyerang Australia.
Panggung festival yang rutin dilaksanakan selama tiga hari di sekitar bulan Juli sejak 2001, kali ini tidak bisa menutup mata dan hati terhadap aturan larangan pemerintah federal setempat terkait batas kerumunan lebih dari 500 orang di tiap area wilayah lokasi di Australia, demi mengurangi kemungkinan penularan virus Korona.
Disamping itu, sejak meliarnya wabah Covid-19 tersebut, pihak otoritas Negeri Kanguru sudah mengeluarkan perintah pembatasan alir keluar masuknya warga negara asing serta pengawasan ketat di seluruh wilayah perbatasannya.
Penangguhan SITG selama tiga bulan dari jadwal semula 24-26 Juli 2020, dumaklumi pihak penyelenggara segalanya demi alasan kesehatan dan perlindungan publik sebagai prioritas paling utama, sebagaimana bunyi sebagian pernyataaan penting yang disampaikan Jessica Ducrou sebagai penggagas TITG, dan Paul Piticco mewakili Secret Sounds selaku ketua penyelenggara.
Mengutip situs berita Billboard, nama-nama performer andalan seperti Flume, The Strokes dan Tyler, The Creator tetap jadi deretan headliner di penyelenggaraan tahun ke-20 SITG ini yang direncanakan tetap berlangsung di kawasan wisata mendunia, North Byron Parklands.
Beberapa nama tenar termasuk Yeah Yeah Yeahs, Midnight Oil (The Makarrata Project), Glass Animals, Denzel Curry, Duke Dumont Live, Violent Soho, Mura Masa, King Krule juga belum menyatakan batal untuk tetap manggung di SITG sebagai pentas pembuktian internasional dan arena tes ombak lagu-lagu terbaru mereka, meskipun berjadwal tunda hingga 23-25 Oktober mendatang. (jos)