Fokuskini – Rifofo dan Gandhi Shiro kembali berkolaborasi memproduseri dan menghasilkan singel yang diberi judul Evita. Tetap dengan nuansa Jawa Timuran yaitu Banyuwangi, pembuatan singel Evita melibatkan tiga kolaborator lain. Mereka adalah Radhica Isac yang berasal dari Moldova-Rumania namun bertempat tinggal di Inggris, Eka Ayu Wulandari dari STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) Surabaya dan rapper DRT yang sejak 2017 bekerjasama dengan Rifofo.
Singel “Evita” bercerita tentang kerinduan pada sosok ketenteraman, keabadian dan selalu dipuja. Tetapi tengah terpisah, berjarak jauh dengan yang merindukannya. Maka yang dapat dilakukan adalah terus berkarya dengan kesabaran menanti—hingga tiba waktunya untuk bertemu kembali dengan si penenteram hati.
Rifofo dan Gandhi bereksplorasi secara aransemen serta mengarahkan bahasa untuk lirik—dan juga memasukkan puisi. Musik untuk “Evita” dibuat dengan memadukan musik Banyuwangi dengan Tiongkok, dimana keduanya memiliki kemiripan nada. Perpaduan tersebut juga diberi sentuhan modern dari musik trap dari bagian selatan Amerika, yang kini banyak terdengar sebagai pengiring rap -bagian dari kultur hip hop di Amerika-.
Bahasa yang digunakan adalah Rumania untuk puisi, Indonesia untuk rap, dan bahasa Banyuwangi yaitu Osing untuk nyanyiannya. Puisi berbahasa Rumania dibacakan oleh Radhica, diawali dengan “Mi-e dor de cineva care mă poate înțelege .. (I miss someone who can understand me ..)”
“Kalau rindu itu kamu maka jarak adalah ke mana ‘ku menuju”, awal dari lirik yang puitis dari rap DRT kemudian disambut dengan refrain berbahasa Osing dari Eka, “Durung wayahee, kembang isun teko” (belum waktunya, datang yang dipuja/kupuja); barisan kata dan kalimat dari para kolaborator pun meneguhkan tema lagu tentang kerinduan yang mendalam, begitu diharapkan (“Sing sun angen-angen”) hingga terngiang-ngiang (‘kantru-kantru’)—dengan kesadaran bahwa perjumpaan dengan seseorang yang dapat mengobati kerinduan itu belum dapat terjadi, sampai tiba saatnya karena sudah adanya perjanjian untuk bertemu kembali (‘semayane’). Perpaduan musik dan bahasa dari beragam tempat/negara dalam Evita menyimbolkan jarak yang berjauhan pun menguatkan tema kerinduan yang -belum dan- pada waktunya akan dilepaskan.