ADA yang penting untuk perlu segera dibicarakan dengan Konci, ya itu tadi tentang keamanan dan keselamatannya yang harus terlindungi dengan pasti.
Donal menganggap penting supaya ia secepatnya menyadarkan Konci untuk tidak berharap banyak pada keberadaan diri Donal yang sebenarnya bukan apa-apa.
“Saya bukan dewa penolong bagimu,” entah kenapa kata-kata itu terlontar begitu saja dan membuat Konci seakan tergelitik geli mendengarnya.
“Apaan seh?!… Ayo bersiap, Dewa… Kita sudah dijemput. Ayo keluar kita keluar bandara…,” dan ajakan beranjak pergi apalagi genggaman tangan Konci yang menarik dirinya itu tetap sulit rasanya untuk dilepaskan Donal.
Donal kembali lagi menurut begitu saja tanpa ada keinginan melakukan penolakan sama sekali. Pokoknya ngikut dah kemana aja Konci mau.
Hasrat pikirannya untuk meninggalkan Konci, yang sesungguhnya menurut Donal adalah jalan keluar terbaik demi keselamatan yang melindungi Konci — begitu saja terlupakan buat sementara waktu.
Meski nanti pasti minat berpisah demi keselamatan dan keamanan Konci itu akan muncul lagi, atau mungkin membuatnya tiba-tiba bisa saja menghilang dari sisi Konci, meninggalkan Konci di lingkungan lokasi sesuatu wilayah yang dinilainya paling aman.