“SUDAH dong, peluk-pelukannya. Sudah hampir jam 12 malem, kita sekarang berangkat ya!?” sela si Tante yang telah mendekati posisi mereka berdua, dan langsung membuat Donal dan Konci menengok ke arahnya.
“Mama kamu sudah pergi. Dia minta maaf, dan berjanji tidak akan berusaha bertemu kamu lagi.” sambung info si Tante.
“O, ini yang namanya Donal yang kamu ceritakan segala kebaikannya di telepon tadi?!,” ungkap Ros, sementara keduanya masih berdiam tanpa kata-kata dimana Donal sekadar menunduk malu-malu.
Konci perlahan melepaskan pelukannya ke Donal sembari menyeka-nyeka air matanya yang masih meleleh di pipi.
“Iya, Tante,” sahut Konci berdiri dan kemudian langsung memeluk si Tante sambil meneruskan tangisnya yang ternyata belum mau usai.
“Bagaimana? Benjol di jidat dan di kepala kamu sudah kempes, kan?!” ucap Ros menyambut pelukan Konci dan serta merta mengusap-usap penuh kasih sayang lewat rambut hitam ikal Konci.
“Sudah mulai makin kempes, Tant… Itu Donal, Tant… Yang cakep dan baik hati,” puji Konci dengan tetap memanja di pelukan tantenya, dan lalu merangkul secepatnya mengajak si Tante beranjak mendekat ke Donal untuk saling dikenalkan.