“DONAL suka ngelamun aja deh belakangan ini…. Ngelamunin siapa seh?! Ayo masuk ke mobil, Sayang.” seru Konci sembari memasuki mobil bareng si Tante.
“Kamu duduk di depan sama driver,” suruh Konci, dan Donal seakan kembali tersadar demi untuk keamanan dan keselamatan Konci untuk ia segera bergegas mengikuti perintah Konci.
Biarlah, anggap Donal, yang penting Konci sebaiknya segera sampai ke lokasi yang aman, dan selanjutnya ia (Donal) mencoba untuk menjelaskan kehendaknya untuk tidak lagi menemani Konci yang dipastikan bakal aman-aman saja dilindungi tantenya.
Donal berharap si Tante mengeluarkan isi hati dan pikirannya yang paling bijak demi untuk sebaiknya Konci memahami bahwa Donal cuma juru selamat yang kebetulan jadi sang penolong Konci, karena siapa pun yang dalam situasi seperti ketika itu akan pula menolong Konci dari ikatan tali di tubuhnya dan tempelan lakban yang melingkari seputar congor Konci.
Walau mungkin buntut makna pertolongannya saling berbeda-tujuan, apakah benar menolong denan maksud baik atau punya rencana tertentu yang bergantung pada siapa orangnya.
Mobil toyota rush itupun segera pergi meninggalkan parkiran bandara Kertajati. Situasi di sekitaran jalanan dan lokasi yang mereka lewati menandakan sudah melewati tengah malam lewat duapuluhan menit.
“Abang tampangnya mirip Ronaldo…,” tetiba si driver menyentak kekakuan sikap Donal.
