Fokuskini – Eksibisi seni keramik karya Dona Prawita Arisuta bertajuk Adaptasi Kisah Relief Candi Sojiwan berlangsung di Bentara Budaya Yogyakarta hingga 11 April mendatang.
Dona tertambat pada relief Candi Sojiwan yang terletak di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Relief itu, seperti ulasan Suwarno Wisetrotomo (Pascasarjana ISI Yogyakarta selaku Ko-Promotor) menyajikan narasi sarat nilai-nilai kehidupan yang mengadaptasi kitab Jataka dan Pancatantra.
Kitab Jataka merupakan kanon kisah perjalanan samsara Buddha sebelum mencapai kesempurnaan rohani (menjadi seorang Buddha). Relief indah itu menyajikan dunia fabel – tokoh-tokoh utamanya binatang – yang menarasikan relasi penuh kebajikan, tanggung jawab.
Dona Prawita, lanjutnya, tergerak untuk menelusuri lebih dalam; mengumpulkan referensi, membangun konsep, membayangkan bentuk dan fungsi (edukasi) melalui kerja dan karya keramik. Proses kreatif ini sekaligus sebagai syarat utama untuk mengakhiri studi jenjang doktoral di Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Dona memasuki ruang asketik: Menyusun konsep, mencatat seluruh proses, membangun teori, kemudian berproses kreatif. Pergumulannya melahirkan naskah disertasi berjudul “Adaptasi Kisah Relief Candi Sojiwan Dalam Media Keramik Benda Keseharian”.
Dona bekerja secara simultan antara menulis dan berkarya. Karya-karya Dona bertumpu pada hasrat dan tujuan yang jelas, yakni menciptakan “benda keseharian”: perangkat minum (poci/teko beserta cangkir dan perantinya; piring, mangkuk, benda-benda permainan, dan lainnya, yang dapat digunakan sehari-hari). Benda-benda yang intim. Lalu lihatlah ornamen-ornamen, gambar-gambar (melalui teknik glasir) yang bersumber dari kisah fabel relief Candi Sojiwan.
Bukan jalan lempang yang dilalui Dona. Seperti lazimnya menempuh studi doktoral, tuntutan untuk diskursif, dan karenanya menempuh jalan penuh liku dan tikungan.
Ia mulai dari penelitian material sejak Januari 2021. Kemudian mulai membuat sketsa-sketsa karya pada awal Maret 2021, dilanjutkan proses berkarya sejak 27 Mei 2021. Hasil akhir yang dipamerkan kali ini merupakan bukti kajian dan praktik artistiknya. Itulah ruang asketik yang mesti dialami.
Ketika menulis ia menata seluruh pengalaman menjadi “struktur pengetahuan” yang terang dan denotatif. Sementara ketika berkarya ia justru menstimulasi ruang imajinasi, pesan-pesan tersamar yang mengundang makna konotatif. Keduanya ditempuh hingga menubuh.
Karya-karya keramik Dona ini, terdiri atas 14 judul (tema), meliputi sekitar 250an pieces, menjadi bagian penting dari naskah disertasinya. Demikian pun sebaliknya, naskah disertainya, menjadi bagian penting dari karya-karya keramiknya.
Tidak terelakkan, menurut pengamatan Suwarno, produk pengetahuan mesti disusun dengan sejumlah pedoman sebagai bagian utama dari kerja akademik.