Fokuskini – Indonesia kembali berpartisipasi pada eksibisi makanan dan minuman Thaifex Anuga Asia 2023. Kali ini, sebanyak 24 pelaku usaha mamin Indonesia turut meramaikan pameran yang diselenggarakan hingga 27 Mei 2023 di Bangkok, Thailand.
“Ekspor makanan olahan Indonesia ke Thailand lima tahun terakhir (2018-2022) menunjukkan tren positif sebesar 9,51 persen, dengan nilai ekspor pada 2022 sebesar USD 231,3 juta atau 4,41 persen dari total ekspor makanan olahan Indonesia. Melalui partisipasi Thaifex ini, ekspor makanan olahan diharapkan dapat meningkat pada 2023,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi lewat keterangannya.
Didi menjelaskan, Thaifex merupakan platform terbesar di Asia untuk mempromosikan produk mamin. Tahun ini adalah Thaifex yang pertama kali dilaksanakan secara fisik pascapandemi Covid19.
“Kehadiran Indonesia di pameran ini menjadi kesempatan yang baik bagi pelaku usaha untuk
berkomunikasi langsung dengan buyer/calon buyer, serta mempelajari mengenai tren dan inovasi
industri mamin terkini,” imbuh Didi.
Thaifex 2023 diikuti lebih dari 2.700 peserta dari 40 negara. Thaifex 2023 mengangkat 11 tren industri mamin, yakni protein daging alternatif (alternative meat protein), makanan halal, produk siap makan (ready to eat product), label bersih (clean label), produk organik, diproduksi dan dikemas secara berkelanjutan (sustainably produced or packaged), waralaba, makanan atau protein yang bersumber dari tumbuhan (plant based proteins or food), makanan bernutrisi tinggi (superfood), makanan holistic/makanan bebas alergen (functional & free from products), dan label pribadi (private label).
Atase Perdagangan Bangkok Flora Susan menuturkan, partisipasi Indonesia pada pameran ini menjadi upaya penguatan promosi produk mamin secara global.
Aneka produk mamin yang ditampilkan Paviliun Indonesia di Hall 6, antara lain biskuit, kudapan, wafer, kopi, gula, cokelat, mi instan, pasta, produk laut dan olahan ikan dalam kaleng, produk kembang gula (confectionery), serta kemasan makanan dari plastik.
Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman, yang membuka Paviliun Indonesia menerangkan, partisipasi pelaku usaha Indonesia pada Thaifex 2023 diharapkan dapat menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia-Thailand.
“Indonesia memiliki potensi yang besar dengan keunikan produk dan bahan baku yang tidak dimiliki negara lain. Hal ini merupakan peluang untuk memasuki pasar global produk mamin. Tidak hanya kualitas, kepercayaan menjadi hal yang harus diperhatikan para pelaku usaha Indonesia,” urainya.
Thailand merupakan salah satu mitra dagang yang penting bagi Indonesia, khususnya untuk produk makanan olahan. Pada periode Januari ̶Maret 2023, ekspor makanan olahan Indonesia ke Thailand mencapai USD 66,7 juta atau meningkat sebesar 12,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Thailand merupakan negara ke-5 tujuan ekspor makanan olahan Indonesia. Sementara itu, pada 2022, ekspor makanan olahan Indonesia ke Thailand diantaranya produk ikan tuna dalam kaleng sebesar USD 47,6 juta (pangsa pasar 20,58 persen), biskuit USD 44,55 juta (19,26 persen), wafel dan wafer USD 37,52 juta (16,22 persen), olahan makanan lainnya sebesar USD 29,8 juta (12,9 persen), serta kembang gula USD 24,64 juta (10,65 persen).