Badan Bahasa Kemendikbudristek Tingkatkan Kualitas Literasi Indonesia

Galeri Seni Podium

Fokuskini – Badan Bahasa Kemendikbudristek mengumpulkan 293 penulis naskah terpilih bahan bacaan literasi dalam lokakarya Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024. Lokakarya tersebut diselenggarakan di Hotel Le Meridien, Jakarta hingga Senin tadi (1/7/2024) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024. 

Pertemuan tahun ini bertujuan untuk memberikan pendampingan bagi para penulis naskah terpilih dalam memfinalisasi naskah-naskah buku bergambar Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024 serta membina para penulis tersebut agar mampu menghasilkan karya-karya bermutu.  Selain itu, lokakarya ini menjadi salah satu bentuk komitmen Badan Bahasa untuk meningkatkan kualitas literasi Indonesia. 

Pelaksana harian Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hafidz Muksin dalam keterangannya menyampaikan bahwa literasi harus terus diupayakan karena merupakan kompetensi dasar yang diperlukan dalam menghadapi perkembangan zaman.

Apalagi, berdasarkan data dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), saat ini minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen atau satu dari 1.000 orang yang gemar membaca.

Hafidz mengungkapkan bahwa Badan Bahasa dalam menjalankan tugas dan fungsinya tentu tidak dapat bekerja sendiri dan harus berkolaborasi guna mewujudkan buku bacaan bermutu. Untuk itu, keterlibatan para penulis naskah terpilih dan para dewan juri menjadi mitra strategis.

“Para penulis yang telah terpilih dari 1.822 peserta seleksi merupakan pelaku penting dalam prinsip kolaborasi dan sinergi program literasi, sehingga perlu dibina dan didampingi oleh para ahli agar buku yang dihasilkan bermutu,” ungkap Hafidz.

Hafidz menyatakan bahwa buku bacaan yang bermutu menjadi salah satu solusi jitu dalam meningkatkan minat baca anak. Hal itu telah diyakini berdasarkan program pencetakan dan pengiriman buku bacaan bermutu yang telah dilakukan Badan Bahasa.

Buku bacaan bermutu yang diminati anak dan sesuai dengan tingkat perkembangan serta jenjang anak dengan ilustrasi dan kualitas cetak yang baik akan meningkatkan minat baca anak. Bahkan, hasil asesmen nasional (AN) menunjukkan bahwa buku bacaan bermutu yang telah dimanfaatkan dengan baik di sekolah dapat meningkatkan indeks literasi pada satuan pendidikan tersebut. 

Guna menjamin buku yang dihasilkan oleh para penulis benar-benar bermutu telah dilakukan penilaian oleh dewan juri yang terdiri atas pakar pendidikan anak, pakar pembelajaran bahasa/literasi, penulis, dan ilustrator cerita anak.

Penilaian meliputi unsur kekuatan ide cerita, kesesuaian dengan tema/fokus karakter, kesesuaian dengan jenjang pembaca, kelengkapan papan cerita (storyboard), dan kualitas/ketepatan ilustrasi. 

Pada kesempatan yang sama Hafidz menyampaikan tiga pesan penting kepada para peserta.

Pertama, jangan sampai menurunkan derajat dan kualitas cerita dengan bacaan yang tidak sesuai dengan perkembangan anak serta ilustrasi yang tidak menarik bagi anak.

“Buku bacaan bermutu itu adalah buku yang dapat mengembangkan imajinasi dan daya kritis anak sesuai dengan tema, jenjang dan minatnya, bukan buku yang hanya dinyatakan baik oleh kita,” ujarnya.

Kedua, ilustrasi harus betul-betul mendukung isi buku cerita sesuai dengan konteks yang dibangun melalui proses kreatif, bukan ilustrasi yang meniru hasil karya orang lain atau bahkan yang menggunakan rekayasa fotografi yang saat ini berkembang. Ilustrasi pun harus sesuai dengan perkembangan jiwa anak. 

”Unsur integritas dalam proses penulisan ini penting, karena buku yang dihasilkan adalah untuk menumbuhkan budi pekerti dan daya nalar serta daya kritis anak agar tumbuh menjadi generasi emas sesuai dengan profil pelajar Pancasila,” imbuhnya.

Ketiga, para penulis sebagai penerima program literasi dari Badan Bahasa harus dapat memperoleh manfaat untuk pengembangan diri dalam mengasah kemampuan menulis cerita sesuai dengan kaidah kebahasaan dan keterbacaan, serta memanfaatkan pertemuan ini untuk berbagi praktik yang baik dengan para penulis lainnya.

”Program literasi ini merupakan program yang terus kami diperjuangkan sehingga motivasinya adalah agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” demikian Hafidz.

Tema bahan bacaan literasi pada tahun 2024 ini lebih difokuskan pada anak agar memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap pengetahuan, keterampilan, serta hak dan kewajibannya dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifty two − = 44