Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengajak masyarakat untuk selalu bangga pada produk buatan Indonesia. Salah satunya, menurut Mendag Agus, dapat diwujudkan dengan dengan membeli dan menggunakan produk Indonesia, khususnya produk kerajinan pernak-pernik unik asli Indonesia.
Hal ini disampaikan Mendag Agus saat peluncuran “Kampanye Pernak Pernik Unik Bangga Buatan Indonesia Kementerian Perdagangan” secara virtual di Jakarta, kemarin. “Kecintaan dan kebanggaan terhadap Indonesia perlu diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata. Salah satunya, dengan membantu meningkatkan perekonomian bangsa di masa pandemi ini. Bentuk yang paling sederhana dari wujud kecintaan terhadap Indonesia adalah dengan membeli dan menggunakan produk-produk buatan dalam negeri,” kata Mendag.
Dikatakan Mendag, ditengah pandemi Covid-19, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)memainkan peran penting sebagai penopang perekonomian bangsa yang menggerakkan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat. UMKM memiliki kontribusi sebesar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB), menyerap 96 persen tenaga kerja dari total 133 juta angkatan kerja, serta menyumbang 14 persen dari total ekspor.
Saat ini, pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah mengubah pola konsumsi masyarakat dan menjadikan penjualan daring sebagai solusi di tengah situasi pandemi. “Untuk itu, UMKM harus dapat memanfaatkan nilai konsumsi dalam negeri yang besar agar dapat tetap bertahan, beradaptasi, dan berkembang dalam situasi kebiasaan baru masyarakat yang serba digital,” tandasnya.
Mendag menjelaskan, untuk menjaga pasar dan daya saing produk UMKM, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan alah satunya, melalui “Pelatihan on boarding UMKM” bekerjasama dengan lokapasar (marketplace). “Dengan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menjaga keberlanjutan dan eksistensi UMKM di pasar daring. Kemendag juga memberikan pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi dalam pengembangan, standardisasi, serta perizinan, bekerjasama dengan beberapa universitas, dinas perdagangan seluruh Indonesia, serta komunitas pengusaha,” terang Mendag.
Mendag menambahkan, Kemendag juga melakukan beberapa kegiatan dalam rangka mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, terdiri dari Peluncuran Virtual Expo, Gerobak Dagang Digital, Lomba Video Pernak Pernik Unik, peresmian situs Bangga Buatan Indonesia Kemendag (BBI Kemendag), serta peluncuran Video Pemasaran Online.
Terkait dengan Gerobak Dagang Digital, Mendag Agus menjelaskan filosofi yang mendasari ialah gerobak sebagai ciri khas berjualan rakyat Indonesia yang kaya akan kearifan lokal, yaitu dapat menyesuaikan kebutuhan pasar dan mampu menjadi media informasi, transaksi, dan katalog produk.
Gerobak Dagang Digital Kemendag dapat menjadi etalase langsung produk dalam negeri yang bisa disesuaikan dengan unsur kearifan lokal masing-masing daerah, menjawab kebutuhan masyarakat kalangan bawah yang mencoba bertransaksi daring tanpa harus memiliki gawai, membantu pemerintah daerah mengembangkan potensi pasar daringnya sesuai kategori produk, sekaligus memonitor produk yang paling diminati di daerahnya. Selain itu, bentuknya yang fleksibel dan menarik perhatian mampu ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis.
“Indonesia menjadi yang terdepan di kawasan Asia Tenggara sebagai penghasil penak-pernik unik berbasis riset dan teknologi. Selama pandemi ini, 16 persen pelaku UMKM kita cenderung melakukan diversifikasi usaha dan 83 persen pelaku UMKM menyatakan adanya pengaruh positif dari penggunaan media digital dalam pemasaran produknya. Penting bagi kita untuk terus mendorong nilai tambah dan inovasi produk pernak-pernik UMKM kita,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Diharapkan, sinergi dan kolaborasi lintas institusi dan pelaku ekosistem digital melalui gerakan BBI dapat mendukung pertumbuhan UMKM sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi. Sejak program BBI dicanangkan pada 14 Mei 2020, telah ada 1,9 juta lebih UMKM yang melakukan transaksi digital (on boarding) atau mencapai 94 persen dari target 2 juta UMKM. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan adanya 3 juta UMKM yang on boarding hingga akhir tahun ini atau mencapai 150 persen target awal.
Pada sesi gelar wicara, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada penurunan permintaan yang berpengaruh terhadap penurunan penjual dan pendapatan pelaku UMKM. Untuk itu, gerakan BBI yang mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital dapat mendukung peningkatan permintaan produk UMKM, khususnya produk pernak-pernik.
“Transformasi UMKM harus terus didorong dengan memanfaatkan hasil-hasil riset untuk mengembangkan produk pernakpernik, seperti penggunaan bahan baku alam, serat, kayu, maupun logam,” papar Teten.