Fokuskini – Kondisi saat ini masih banyak anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, sehingga terjadi kasus stunting. Asupan gizi yang baik didapatkan dari makanan yang tepat sesuai dan tersedia.
Gizi yang baik adalah pondasi penting bagi anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama di lingkungan rentan.
Hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) tahun lalu menunjukkan 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin lewat keterangannya mengatakan upaya strategis yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah gizi terutama stunting, dimulai dengan deteksi dini. Kegiatan dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara rutin di Posyandu.
”Penguatan promosi pemberian makanan bayi dan anak mencakup inisiasi menyusui eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan sampai dengan 2 tahun. Pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan mengutamakan asupan makanan tinggi protein hewani sejak anak berusia 6 bulan, yang mana sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” katanya pada gelar wicara Hari Gizi Nasional secara virtual, hari Selasa (25/1/2022).
Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA-IPB) Prof Dr Hardiansyah menjelaskan pencegahan stunting harus diawali dengan prinsip pencegahan, yakni mencegah sedini mungkin. ”Artinya remaja sehat bergizi baik, kemudian calon pengantin yang sehat dan bergizi baik merupakan langkah awal mencegah anak stunting,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pencegahan stunting dimulai dari porsi isi piring dengan kandungan gizi seimbang, salah satunya untuk pembentukan kolagen bagi kebutuhan tulang rawan.
Tetapi secara umum kalau sudah makan 3 jenis lauk pauk setiap hari, maka semua kebutuhan asam amino esensial untuk pembentukan kolagen sudah terpenuhi.
Kandungan gizi seimbang bisa didapatkan dari pangan yang banyak beredar di masyarakat. Untuk ibu hamil atau sebelum bayi lahir, pangan yang dianjurkan setiap kali makan adalah ikan minimal 4 kali seminggu dengan porsi minimal 75-100 gram, 1-2 butir telur sehari, susu, pangan hewani, dan lauk pauk.
Pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI, berbagai MP ASI, telur setelah 1 tahun 1 butir sehari — kalau setelah 6 bulan antara setengah sampai satu butir telur sehari, kemudian diberi susu pertumbuhan, pangan hewani, dan lauk pauk.
Pangan gizi seimbang berdasarkan Permenkes nomor 41 tahun 2014
Untuk ibu hamil: Makan pagi terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, gula 1 porsi, lemak 1 porsi, dan air putih atau air mineral 2 porsi. Makanan selingan pagi yaitu makanan pokok 1/2 porsi, buah 1 porsi, dan air minum 1 porsi. Makan siang terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 2 porsi, buah 1 porsi, lemak 2 porsi, dan air putih 2 porsi. Makanan selingan siang terdiri dari makanan pokok porsi, gula 1 porsi, air putih 1 porsi. Makan malam terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, lemak 1 porsi, susu 1 porsi, air minum 2 porsi.
1 porsi makanan pokok seperti nasi sebanyak 100 gram atau 1 piring sedang dan dapat diganti dengan ubi jalar kuning 1 buah ukuran sedang atau 135 gram.
Lauk hewani merupakan 1 porsi ikan pepes 45 gram atau 1 potong ukuran sedang. Lauk hewani bisa diganti dengan daging ayam 1 potong ukuran sedang 40 gram.
Lauk nabati bisa dengan 1 porsi tempe goreng 50 gram atau 1 potong ukuran sedang. Lauk nabati dapat diganti dengan tahu 2 potong ukuran sedang 100 gram.
Sayuran bisa dengan 1 porsi sayur bayam 100 gram sebanyak 1 mangkok kecil, atau dapat diganti dengan kacang panjang 1 gelas sayuran 100 gram.
Kebutuhan buah bisa dengan 1 porsi pisang ambon 50 gram, atau 1 buah pisang ukuran sedang dapat diganti dengan jeruk manis 1 buah ukuran sedang sebanyak 100 gram. Selanjutnya untuk minuman terdiri dari 1 porsi susu atau air putih satu gelas 250 ml.
Untuk bayi: usia 0-24 bulan harus diberi ASI, bayi usia 6-9 bulan mulai diberi MP ASI berupa makanan lumat, usia 9-12 bulan diberi MP ASI makanan lembek, usia 12-24 bulan mulai diberi makanan keluarga.
Frekuensi makan bagi bayi per hari usia 6-9 bulan sebanyak 2-3 kali makanan lumat + 1-2 kali makanan selingan ditambah ASI. Jumlah setiap kali makan terdiri dari 2 3 sendok makan penuh setiap kali makan, dan tingkatkan secara perlahan sampai setengah dari cangkir mangkok ukuran 250 ml tiap kali makan.
Usia 9-12 bulan diberi 3-4 kali makanan lembek + setengah kali makanan selingan ditambah ASI. Porsi makanan sebanyak setengah mangkuk ukuran 250 ml.
Bayi usia 12-24 bulan sebanyak 3-4 kali makanan keluarga, ditambah 1-2 kali makanan selingan plus ASI. Jumlah setiap kali makan sebanyak mangkuk ukuran 250 ml.