Alasan Kenapa Virgil dan Klopp Membela Trent Alexander-Arnold

LEISURE TIME MOMENTUM Podium Saring Sepekan TakTik

Fokuskini – Bek sayap Liverpool FC, Trent John Alexander-Arnold sempat mendapakan kecaman keras dari publik suporter atas penampilannya saat bermain imbang 3-3 dengan Brighton di kompetisi liga utama Inggris pada Sabtu lalu, dan posisinya di skuad tim nasional Inggris untuk Piala Dunia FIFA bulan depan di Qatar telah dipertanyakan.

Virgil van Dijk mengklaim rekan setimnya di sektor pertahanan adalah korban dari budaya di Inggris yang menyanjung-nyanjung pemain semudah kemudian menjatuhkan reputasi mereka.

Berbicara setelah kemenangan 2-0 skuad Liverpool atas Rangers di Liga Champions pada Rabu dini hari WIB tadi — di mana Alexander-Arnold mencetak gol tendangan bebas yang menakjubkan untuk membuka skor — pemain asal Belanda itu lewat keterangannya mengatakan, “Kami tahu kualitas yang ia miliki dan ia menunjukkannya lagi hari ini.”

“Saya sudah berada di Inggris (sampai sekarang) sudah selama delapan-sembilan tahun, dan (rata-rata) semua orang di sini sangat baik untuk memuji pemain yang sangat tinggi ke langit, dan (suatu saat) membiarkan mereka jatuh sekeras yang mereka bisa. Itulah yang harus kami, sebagai pemain, hadapi. Semua orang berbicara tentang bagaimana kami harus menerimanya.”

“Untuknya buat terus bekerja — tidak hanya bagi Trent tetapi juga pemain lain — menghadapinya dan menunjukkan reaksi (tentang hasil) hari ini adalah apa yang kita semua butuhkan untuk melakukan itu. Saya pikir penting bagi kita untuk mendukungnya, manajer dan pihak klub dan semua suporter.”

“Tidak peduli apa yang akan dikatakan dunia luar tentang dirinya, kami selalu mendukung satu sama lain dan kami tahu bahwa kami berjuang untuk kembali ke konsistensi yang selalu kami tunjukkan selama beberapa tahun terakhir. Kami akan sampai di sana. Saya yakin kita semua akan sampai di sana,” imbuh Virgil mengutip sky sports.

Kemenangan atas Rangers melanjutkan kebangkitan Liverpool di arena sepakbola Eropa setelah kalah dalam pertandingan fase grup pembuka mereka lawan Napoli 1-4, tetapi sebagai catatan lain bahwa mereka belum lagi memenangkan pertandingan di liga utama Inggris sejak mengalahkan Newcastle 2-1 di stadion Anfield pada awal September lalu.

Meskipun tidak ada keraguan dalam pikiran Van Dijk tentang level Alexander-Arnold (23), ia tahu keputusan untuk peluang internasionalnya hanya ada di sang manajer timnas Inggris, Gareth Southgate.

“Kami semua berjuang,” tambahnya. “Mudah-mudahan kami mencapai titik di mana kami menemukan level kami lagi. Itulah yang kami semua inginkan, itulah yang kami semua upayakan.”

“Kita semua datang ke pelatihan, menjadi lebih kuat, menjadi lebih cepat, menjadi lebih baik, tetapi ini bukan perbaikan yang cepat – tidak bekerja seperti itu. Jika berhasil seperti itu, itu akan jauh lebih mudah.”

“Alexander-Arnold telah menunjukkannya selama beberapa tahun terakhir, ia telah berkembang sebagai salah satu bek kanan terbaik di negara ini.”

“Pada akhirnya, jika Trent tidak masuk skuad timnas, (keputusan) itu ada di Southgate yang membuat keputusan, dan semua orang harus menghormati keputusannya,” ditegaskan Virgil

Manajer Liverpool, Juergen Klopp juga merelakan di sektor pertahanan (masih ada) Alexander-Arnold, yang menunjukkan memang ada masalah di segi pertahanan tim secara keseluruhan pada musim ini.

Dalam konferensi pers pasca-pertandingannya di Anfield, ia sempat mengatakan, “Trent memiliki permainan yang bagus, terutama dalam bertahan, dan (juga) mencetak gol yang luar biasa. Saya senang ia (bisa) mengaturnya secara berbeda.”

“Kami tidak bisa membicarakan itu setiap minggu, tetapi Trent tidak memiliki masalah defensif, kami yang memiliki masalah defensif karena waktu kami tidak tepat, dan kami mengambil risiko dalam bertahan. Semua orang tahu itu.”

Alasannya yang mengemuka, “Jika waktunya tidak tepat, Anda membuka celah, dan celah ini sangat sering terjadi di belakang Trent. Bukan lantaran dirinya, (tetapi) karena berbagai situasi lain dan kemudian ia harus menghadapi serangan balik. Kami tidak berada di momen yang tepat, dan itulah mengapa kami sedikit menyesuaikannya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

forty eight − forty six =