Fokuskini – Akhirnya, setelah menjalani 23 pertandingan dalam dua tahun tanpa gelar, pasangan ganda putra Taiwan Lee Yang dan Wang Chi-Lin memberi sinyal penting bahwa mereka kembali ke performa peraih gelar.
Disiarkan langsung kemarin di iNews, pasangan juara Olimpiade itu memupus harapan ganda tuan rumah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi untuk merebut gelar DAIHATSU Japan Open 2023 lewat kemenangan straight games.
“Bentuk (permainan) kami belum bagus akhir-akhir ini, tetapi dengan memenangkan turnamen ini, (menjadi) jelas apa yang perlu kami perbaiki. Kali ini kami menemukan cara untuk menampilkan yang terbaik,” komentar Wang Chi-Lin.
Hoki dan Kobayashi, yang berusaha menjadi pemenang ganda putra Jepang pertama dalam 46 tahun sejarah turnamen tersebut, memiliki permainan yang hebat tetapi dibarengi oleh sejumlah kesalahan.
Setelah gim awal terlepas dari genggaman mereka, pasangan Jepang tersebut tidak dapat mempertahankan level mereka, dan malah berjalan mulus bagi Lee/Wang saat mereka menutup kemenangan dengan 21-19 21-13.
Namun, tuan rumah bisa menikmati sejarah lain di ganda campuran, dimana Yuta Watanabe/Arisa Higashino menjadi pasangan Jepang pertama yang memenangkan gelar kandang.
Watanabe dan Higashino membalikkan hasil dari final tahun lalu, saat kemarin mereka tampil dengan baik dalam pertandingan terbaik di turnamen dengan mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai 17-21 21-16 21-15.
Di sektortunggal putri, An Se Young terus melaju saat ia meraih gelar ketujuh dari 10 laga final tahun ini.
An yang siap menjadi pebulutangkis putri nomor satu dunia saat peringkat terakhir diumumkan, memainkan permainannya dengan sempurna melawan He Bing Jiao, mengalahkan lawannya dari Tiongkok untuk kelima kalinya secara beruntun, 21-15 21-11.
An menjadi pemenang tunggal putri Korea kedua di Jepang Terbuka, setelah Hwang Sun Ai pada 1981.
“Sangat senang memenangkan Japan Open ini. Kadang-kadang sulit, tetapi sorakan penonton membantu saya,” diakui sang juara.
“Kesuksesan saya tidak datang dalam semalam. Butuh waktu enam tahun bagi saya untuk sampai ke sini, jadi ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Dalam perjalanan menuju puncak ada dukungan dari banyak orang, jadi saya berterima kasih untuk itu,” tambah An, dikutip dari bwfbadminton.com.
Peringkat satu dunia Viktor Axelsen yang penuh keyakinan menempatkan dirinya dalam kerangka pola pikir terbaik untuk Kejuaraan Dunia di kandang sendiri untuk target gelar ketiganya tahun ini, kemarin dengan gemilang meraih gelar keduanya di Jepang Terbuka.
Pebulutangkis Denmark itu diuntungkan dari awal yang lamban oleh Jonatan Christie dengan keunggulan 13-0 di gim pembuka, sebelum Jojo mampu meningkatkan tantangan yang lebih kuat di gim kedua.
“Sulit di gim kedua ketika Jojo bermain lebih baik, dan mungkin saya sedikit mundur. Tujuan saya adalah mencapai puncak di Kejuaraan Dunia, jadi secara fisik saya merasa saya bisa lebih kuat dari (diri) saya sekarang,” komentar Viktor Axelsen.