Fokuskini – Dua belas tahun setelah penampilan terakhir di Olimpiade cabor sepakbola putra di London, Inggris — tim nasional U-23 Maroko bertekad untuk kembali tampil dengan gemilang di Paris 2024.
Masyarakat warga negara pendukung Maroko bersiap menikmati kesempatan untuk mendukung Atlas Lions di Olimpiade, setelah tidak dapat melakukannya di Rio 2016 atau Tokyo 2020. Padahal sebelumnya, negara ini tidak pernah absen dari Olimpiade secara beruntun sejak gagal lolos ke Olimpiade 1976 dan 1980.
Masih menguber medali Olimpiade pertama mereka di cabang olahraga sepakbola, Maroko akan mengikuti turnamen ini dengan harapan dapat membangun prestasi negara ini melebihi hasil senior mereka di Piala Dunia FIFA Qatar 2022, di mana Nayef Aguerd dan kawan-kawan menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia FIFA.
Dengan Maroko yang telah membuktikan diri sebagai kekuatan baru dalam beberapa tahun terakhir, lewat timnas sepakbolanya, di Olimpiade tahun ini mereka harus bisa memenuhi ekspektasi para penggemar dan hasrat mereka untuk melihat tim nasional yunior lolos dari babak penyisihan (bersaing dengan Argentina, Ukraina dan Irak) untuk pertama kalinya sejak 1972.
Mengenakan warna kebanggaan nasional di Paris 2024 juga memiliki arti khusus bagi para pemain Atlas Lions yang banyak bermain untuk klub-klub di liga sepakbola Prancis.
Mantan pemain sayap tim nasional Tarik Sektioui, dikutip dari situs remi FIFA, mengambil alih posisi pelatih Maroko U-23 pada bulan Februari menggantikan Issame Charai.
Sebagai seorang pemain pilihan, sorotan kariernya meliputi 17 pertandingan untuk negaranya dan tiga musim yang sarat trofi di FC Porto (Portugal)). Juru taktik kelahiran Fez ini memulai langkah pertamanya sebagai pelatih pada awal tahun 2010-an, dan pernah menjadi pelatih di beberapa tim klub sepakbola di Maroko dan juga Emirates Club yang berbasis di Uni Emirat Arab.
Penampilan Maroko: 7 (Tokyo 1964, Munich 1972, Los Angeles 1984, Barcelona 1992, Sydney 2000, Athena 2004, London 2012) Hasil terbaik: Putaran kedua (Munich 1972)
Maroko merupakan langganan di Olimpiade cabor sepakbola putra. Sejak memulai debutnya di Tokyo 1964, mereka telah tampil di kompetisi ini setidaknya satu kali dalam setiap dekade. Namun, dalam hal hasil, Atlas Lions tidak mampu melaju lebih jauh dari putaran pertama sejak Munich 1972. Jika mereka ingin meniru kesuksesan tim senior di Qatar, mereka harus memperbaiki hasil yang buruk di Olimpiade dimana Maroko hanya menang sekali dalam 13 pertandingan Olimpiade terakhir mereka.