PSG Sudah Saatnya Ngegas Kemenangan di Liga Champions

TakTik Uncategorised

FOKUSKINI – Paris Saint-Germain menang terus di 12 laga awal kompetisi liga sepakbola utama Prancis, Ligue 1 namun terbilang goyah di Liga Champions Eropa musim ini.

Skuad yang kini dikelola kepelatihan Thomas Tuchel berada di Grup C bersama-sama dua pesaing tangguh, Liverpool FC dan Napoli dengan sementara ini mereka berada di posisi ketiga dengan mengantongi 4 poin saja.

Klub sepakbola ibukota Prancis ini boleh berbusung dada dengan 36 poin di Ligue 1, tetapi pastinya sudah kudu wajib memenangkan tiga sisa laganya di fase grup Liga Champions dimulai dari tarung tandangnya di Stadion San Paolo melawan Napoli hari Rabu (7/11/2018) mulai jam 03.00 WIB, setelah di saat laga kandangnya cuma menghasilkan skor imbang 2-2.

Lebih lagi, PSG malah bernasib apes saat bertamu di Stadion Anfield beberapa waktu lalu karena dikalahkan 2-3 oleh Liverpool.

Sulit dipahami jika kenyataannya PSG seakan kehilangan jimat kesaktian saat berada diluar kompetisi Ligue 1, padahal susunan skuadnya beranggotakan pesepakbola kelas wahid setara Neymar, Kylian Mbappe, Angel Di Maria, Verratti, Thiago Silva dan bintang muda Jerman, Julian Draxler serta pada musim ini resmi memiliki stopper Buffon dibawah mistar gawang.

Thomas Tuchel, sang coach berusia 45 tahun berkewarganegaraan Jerman yang sempat sukses menangani Borussia Dortmund ini kelihatannya tetap yakin sembari memuji tingkat kedisiplinan segenap pemainnya yang berperforma hebat di kompetisi liga utama setempat, teristimewa pada dominasi mereka pada musim ini di kancah Ligue 1 yang harusnya bisa menularkan tren kualitas positif serupa didalam upaya mereka untuk lebih serius, bertambah disiplin guna menghadapi Napoli yang bermain dengan gaya sepakbola berbeda.

Melawan tim berjulukan Gli Azzurri akan menjadi tantangan laga yang begitu penting bagi PSG. Sebagai bagian tiga kekuatan puncak bersama Juventus dan Inter Milan di klasemen sementara liga Serie A Italia, dan kini ditangani bekas pelatih PSG (2011-2013) Carlo Ancelotti, tentu laga terbilang penentu ini juga jadi taruhan gengsi Tuchel buat menaikkan pamornya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

seventy six − = 67